Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Banjir, Toko Tanaman di Tangerang Rugi hingga Puluhan Juta

Kompas.com - 22/02/2021, 20:04 WIB
Muhammad Naufal,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu toko penjual tanaman di Gebang Raya, Periuk, Kota Tangerang, Banten merugi hingga Rp 20.000.000 karena banjir.

Pegawai toko tanaman hias, Adi Mawardi (20) mengatakan, lebih dari 100 buah tanaman kecil serta tanaman hias di toko itu hanyut karena banjir pada Sabtu (20/2/2021) pekan lalu.

"Tanaman besar enggak hanyut, tapi kerendam banjir. Ya sama aja, enggak bisa dijual juga. (Seperti) pohon palem, bonsai, sama tanaman buah," tutur Adi ketika ditemui, Senin (22/2/2021) siang.

"Kira-kira kerugiannya sampai Rp 20.000.000," tambah dia.

Baca juga: Periuk Kota Tangerang Terendam Banjir Sejak Sabtu, Ketinggian Air Masih 3,5 Meter

Adi menyebut, puluhan tanaman besar itu tetap dia biarkan di toko tersebut walau pun tak dapat lagi dijual.

Selain kerugian dari tanaman tersebut, lanjut dia, batu alam dan pot yang dijual di toko itu juga terdampak banjir.

Ia mengaku, batu alam akan segera diselimuti lumut apa bila terkena air. Sehingga, pihaknya tak dapat menjual batu alam itu lagi.

Selain itu, puluhan hingga ratusan jenis pot yang dijual juga hanyut.

Baca juga: Warga Periuk Kota Tangerang Kebanjiran Sejak Sabtu, Pompa Baru Dinyalakan Hari Ini

"Pupuk sekitar 200 kantong besar dan kecil ikut hanyut. Banyak lah yang hancur atau rusak," ucap pria 20 tahun itu.

Adi mengatakan, dia dan seorang rekannya sempat mengangkut beberapa tanaman hias, seperti janda bolong, aglo, dan beberapa jenis tanaman gantung pada Sabtu kemarin.

Meski demikian, Adi mengaku bahwa pemilik toko tersebut ikhlas dengan segala kerugian yang ia alami.

"Ya kalau kerugian, pemiliknya pasrah aja sih. Namanya juga kena banjir. Kemarin pemilik cuma evakuasi beberapa barang pribadinya aja," ungkap dia.

Baca juga: Banjir di 3 RW di Periuk Kota Tangerang Tak Kunjung Surut, Gubernur Banten Diminta Turun ke Lapangan

Wilayah Kelurahan Gebang Raya terendam banjir sejak Sabtu pekan lalu.

Banjir tersebut akibat hujan dengan intensitas tinggi pada hari yang sama serta luapan Kali Leduk yang melintas di daerah itu.

Salah seorang warga setempat, Triyudha berujar bahwa ketinggian banjir di kelurahan itu sekitar 160 sentimeter pada Sabtu pekan lalu.

"Hari Sabtu itu tingginya sekitar se-dada orang dewasa. Mungkin 160 sentimeter ya," kata Triyudha ketika ditemui, Senin siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com