JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 23 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran meninggal dunia dalam 24 jam, yakni pada Selasa (20/7/2021) sampai Rabu (21/7/2021).
Data hari Selasa kemarin pukul 08.00 WIB, jumlah pasien yang meninggal di RS Wisma Atlet sejak awal pandemi tercatat berjumlah 456 orang. Namun per Rabu pagi ini, jumlah pasien yang meninggal dunia mencapai 479 orang.
Artinya ada penambahan 23 pasien meninggal dunia hanya dalam waktu sehari atau 24 jam terakhir.
Humas RS Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego MS mengakui ada kenaikan jumlah pasien meninggal dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Pemuda Ditemukan Gantung Diri di Rumah, Polisi: Diduga Depresi Sakit TBC Menahun
Ini disebabkan karena RS Wisma Atlet tak hanya menerima pasien gejala ringan dan sedang, namun juga gejala berat.
"Jumlah pasien yang gejala beratnya meningkat, otomatis kematiannya jadi lebih tinggi," kata Mintoro.
Menurut Mintoro, kondisi ini sudah terjadi sejak adanya lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya . Penuhnya rumah sakit rujukan Covid-19 membuat RS Wisma Atlet harus ikut merawat pasien gejala berat.
Padahal, sejak awal RS Wisma Atlet didesain untuk menampung pasien gejala ringan dan sedang.
Baca juga: 6,64 Juta Warga Jakarta Sudah Divaksinasi Covid-19 Dosis Pertama
Jumlah Pasien Berkurang
Masih berdasarkan data yang sama, terjadi pengurangan jumlah pasien di RS Wisma Atlet Kemayoran. Pada pagi ini jumlah pasien yang dirawat di empat tower RS Wisma Atlet Kemayoran berjumlah 5.430. Mereka mengalami gejala ringan hingga berat.
"Jumlahnya berkurang 494 orang dibandingkan kemarin, semula 5.430," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian, Senin pagi.
Pengurangan jumlah pasien juga terjadi di Rusun Nagrak yang masih satu pengelolaan dengan Wisma Atlet. Di fasilitas isolasi yang diperuntukkan untuk orang tanpa gejala tersebut, jumlah pasiennya berkurang sebanyak 73 orang.
"Kemarin ada 704 pasien rawat inap, kini berkurang menjadi 631," ucap Aris.
Sementara itu, di rusun Pasar Rumput jumlah pasiennya naik 3 orang, dari semula 19 menjadi 22 orang. Sama dengan Rusun Nagrak, Rusun Pasar Rumput juga digunakan untuk isolasi pasien tanpa gejala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.