Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Tawaran Vaksin, Warga DKI yang NIK Terpakai Orang Lain Minta Data Dihapus

Kompas.com - 12/08/2021, 14:35 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga DKI Jakarta yang nomor induk kependudukan (NIK) terpakai orang lain untuk vaksinasi Covid-19 di Klinik DR RANNY, Serpong, Tangerang Selatan, bersikeras minta data dihapus.

Hal tersebut disampaikan Kepala Klinik DR RANNY, Ranny Rulianty (51) ketika menjelaskan penyebab NIK milik Yuni Trianita (43) tercatat sebagai penerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama di tempatnya.

Ranny mengatakan, Yuni yang belum menjalani vaksinasi Covid-19 bisa tercatat sebagai penerima dosis pertama di klinik tersebut, karena petugas pendaftaran salah memasukan data salah satu peserta vaksinasi massal.

"Kami sudah jelaskan kepada beliau bahwa ini pure salah NIK pada saat input," ujar Kepala Klinik DR RANNY, Ranny Rulianty, Kamis (12/8/2021).

Baca juga: Kasus Vaksinasi Pakai NIK Orang Lain di Tangsel Terungkap, Petugas Salah Input Data Peserta

Akibat peristiwa itu, kata Ranny, pihaknya menawarkan Yuni menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama di kliniknya.

Nantinya, Ranny dan petugas vaksinator akan mendatangi rumah Yuni di Cibitung, Kabupaten Bekasi. Sehingga Yuni tidak perlu berangkat ke wilayah Serpong.

"Kepada Ibu Yuni, kami tawarkan solusinya. Kami fasilitasi vaksinasi ke rumah beliau di Cibitung, Kabupaten Bekasi. Karena kan dia tujuannya ingin divaksin," kata Ranny.

"Kami akan datang ke rumah Ibu Yuni. Itu salah satu cara kami, karena itu kesalahan kami salah input NIK," sambungnya.

Namun, Ranny menyebut bahwa Yuni menolak tawaran tersebut dan bersikukuh meminta data dirinya yang sudah terinput di aplikasi Peduli Lindungi dihapus.

"Dia tidak ada keinginan untuk divaksin oleh kami. Dia tidak bersedia dan hanya ingin namanya dihapus di Peduli Lindungi. Oke saya jelaskan akan usahakan dihapus di Peduli Lindungi," ungkap Ranny.

Baca juga: NIK Dipakai Orang Lain di Tangsel, Warga Jakarta Tunda Vaksinasi Covid-19

Masalah lain muncul karena penghapusan data peserta vaksinasi Covid-19 dari aplikasi Peduli Lindungi tidak bisa dilakukan sembarangan.

Ranny mengaku sudah menghubungi pihak Kementerian Kesehatan melalui call center 119 dan BPJS Kesehatan.

Hasilnya, penghapusan data tidak dapat dilakukan karena aplikasi Peduli Lindungi dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Kemenkes enggak punya akses ke server Peduli Lindungi. Jadi dari 119 saya enggak bisa dapat jawaban menghapus. Kemudian saya coba kontak ke BPJS Kesehatan dan jawabannya sama," ungkap Ranny.

Saat ini, kata Ranny, pihaknya sudah memberikan penjelasan kepada kepolisian terkait kesalahan penginputan data itu, dan meminta bantuan mediasi untuk penyelesaian masalah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com