"Akhirnya tidak ketemu jalan keluar, saya sebagai Faskes tidak punya akses ke Kominfo, server nasional untuk menghapus data. Karena saya merasa enggak mampu menghapus data, saya minta mediasi ke polres," kata Ranny.
Baca juga: NIK Terpakai Orang Lain, Warga Jakarta Terima Pertanggungjawaban Klinik untuk Sediakan Vaksin
UPDATE:
Yuni bersedia menerima tawaran pihak klinik untuk didatangi petugas ke rumahnya dan menerima vaksinasi.
"Ya saya terima solusinya kalau memang sudah tidak bisa (dihapus), dan harus divaksin dari sana. Silakan datang ke sini, saya terima divaksin," ujar Yuni saat dihubungi, Kamis.
Yuni menjelaskan, pihak Klinik DR RANNY menawarkan dua pilihan untuk mempertanggungjawabkan kesalahan input data peserta vaksinasi yang justru menggunakan NIK miliknya.
Pertama adalah pihak klinik akan mengajukan penghapusan NIK Yuni yang terlanjur tercatat sebagai penerima vaksin Covid-19 dosis pertama.
Kedua, Klinik DR RANNY bersedia mendatangi kediaman Yuni di Cibitung, Kabupaten Bekasi untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dosis pertama.
"Di sini saya bukan bersikeras, tetapi dia sendiri yang menawarkan dua pilihan. Mau menghapus data saya, atau saya divaksin. Ya saya bilang data saya dihapus," ungkap Yuni.
Yuni mengaku sebelumnya memilih data dirinya dihapus dari catatan penerima vaksin dari Klinik DR RANNY agar bisa menjalani penyuntikan di tempat lain.
Dia bahkan sudah berencana menjalani vaksinasi Covid-19 di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sesuai alamat KTP miliknya.
"Kalau sudah dihapus kan saya bisa bebas mau vaksin di mana saja. Beliau juga enggak perlu capek-capek kesini," kata Yuni.
"Ya kalau memang tidak bisa juga (dihapus), usahanya yang gimana-gimana, ngga apa-apa juga sih (divaksin petugas Klinik DR RANNY). Saya juga gini pengennya bisa vaksin," pungkasnya.
Sebelumnya, NIK milik Yuni, warga DKI Jakarta yang tinggal di Cibitung tercatat sudah menjalani vaksinasi di salah satu klinik di Serpong.
Padahal, Yuni dan keluarganya sama sekali belum menjalani penyuntikan vaksin Covid-19.
Peristiwa itu berawal ketika Yuni dan keluarga berencana menjalani vaksinasi di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.