Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Jakpus Isyaratkan Segera Buka Taman Kota dan RPTRA

Kompas.com - 02/09/2021, 17:56 WIB
Jessi Carina

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat mengisyaratkan kemungkinan untuk membuka taman kota, tempat pemakaman umum (TPU), serta Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) untuk publik dengan kapasitas 50 persen.

"Arahnya ke sana, tetapi dengan ketentuan taman kota yang memiliki jumlah petugas pengamanan memadai," kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pertamanan dan Hutan Kota Administrasi Jakarta Pusat Mila Ananda, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, pembukaan kembali ruang terbuka hijau seperti taman kota dan RPTRA diperlukan sebagai tempat rekreasi dan ruang ekspresi anak, terutama di bawah 12 tahun karena saat ini pusat perbelanjaan tidak memperbolehkan anak-anak berusia di bawah 12 tahun untuk masuk.

Baca juga: Pemprov DKI Klaim Positivity Rate Kasus Covid-19 Jakarta Terendah Se-Indonesia

"Masyarakat sudah butuh ruang interaksi di ruang terbuka, apalagi di kawasan permukiman padat. Kalau ke mal kan anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh masuk karena belum dapat akses vaksin. Jadi, berharap RPTRA bisa jadi tempat ekspresi mereka," kata Mila.

Mila menjelaskan bahwa taman dan hutan kota, TPU serta RTH saat ini masih ditutup, berdasarkan Surat Keterangan (SK) Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Mila, taman kota dan RTH belum dibuka karena pertimbangan sebagai tempat berkumpul segala usia, apalagi jika letaknya berada di jalan protokol sehingga dapat disinggahi oleh masyarakat luas.

Baca juga: Pemprov DKI Klaim Penurunan Muka Tanah di Jakarta Berkurang

Berbeda dengan mal dan restoran yang sudah diperbolehkan untuk umum, taman kota belum dibuka karena kurangnya petugas pengamanan untuk memonitor masuk-keluar pengunjung.

Mila mengatakan tidak semua taman kota dan RPTRA di Jakarta Pusat memiliki petugas pengamanan untuk mengontrol dan membatasi jumlah pengunjung.

"Kalau mal dan restoran, itu pakai aplikasi Peduli Lindungi, sedangkan taman itu lokasinya terbuka, pintu masuknya dari segala arah, itu jadi pertimbangan bagaimana mengontrol orang yang masuk. Sementara petugas tidak semua ada di taman dan RPTRA," kata Mila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com