Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriminolog Sebut Penagihan oleh Rentenir Cenderung Timbulkan Kekerasan, Bagaimana Mengatasinya?

Kompas.com - 18/01/2022, 20:40 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Guru Besar Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Muhammad Mustofa mengatakan, penagihan pinjaman atau utang oleh rentenir cenderung menimbulkan kekerasan.

Mustofa menjelaskan, bunga pinjaman yang dikenakan rentenir biasanya terlalu besar dan menyulitkan peminjam untuk membayar. Sehingga, rentenir kerap mendesak menggunakan kekerasan verbal.

"Karena pelaku belum ada uang, terus ada kekerasan dari korban. Justru provokatornya yang tadi (korban)," ucap Mustofa, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/1/2022).

Baca juga: Pelaku Pembacokan Rentenir hingga Tewas di Tangsel Ditetapkan sebagai Tersangka

Hal ini ia sampaikan terkait kasus pembacokan yang dialami rentenir berinisial MS. Korban dibacok nasabahnya hingga tewas saat menagih utang Rp 350.000 di Gang Sahlan, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2022).

Mustofa menyebutkan, biasanya rentenir menagih dengan menggunakan kekerasan verbal. Tetapi dalam kasus ini, korban memukul kepala pelaku terlebih dahulu.

"Jumlah pinjaman tidak menjadi pengaruh. Yang jadi provokasi ketika korban memukul kepala pelaku kemudian terjadilah perkelahian," tutur dia.

Diketahui sebelum kejadian nahas yang merenggut nyawa rentenir itu, pelaku dan korban sempat cekcok kemudian saling baku hantam menggunakan senjata tajam.

Baca juga: 7 Fakta Rentenir Tewas di Tangan Nasabah: Mulanya Belum Bisa Bayar Utang hingga Berujung Saling Bacok

Agar kasus serupa tidak terulang, Mustofa menyarankan soal adanya lembaga peminjaman dengan bunga yang ringan. Dengan demikian, masyarakat tidak terjebak rentenir dengan bunga yang tinggi.

"Untuk mengurangi kasus ini harus ada lembaga bantuan pinjaman dengan bunga yang ringan agar tidak terpaksa meminjam ke rentenir dengan bunga yang tinggi," tutur dia.

Selain itu, Mustofa juga menyarankan pemerintah memperbanyak fasilitas pinjaman dengan bunga ringan dan proses yang mudah.

"Manfaatkan jaringan koperasi dan buat jaringan badan amil zakat," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com