Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Usai, Massa "Aksi 2309" Tinggalkan Kawasan Patung Kuda

Kompas.com - 23/09/2022, 19:21 WIB
Reza Agustian,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengunjuk rasa dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam mulai meninggalkan kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (23/9/2022).

Massa "Aksi 2309" yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) itu membubarkan diri setelah menunaikan shalat magrib sekitar pukul 18.30 WIB. 

Para demonstran meninggalkan kawasan Patung Kuda sambil melantunkan shawalat.

Kemudian petugas kepolisian melalui pengeras suara menyampaikan apresiasinya karena aksi unjuk rasa tersebut berjalan lancar tanpa ada kericuhan.

Baca juga: Meski Diguyur Hujan, Massa Aksi 2309 Tetap Suarakan Tolak Kenaikan BBM

"Polda Metro Jaya mengucapkan terima kasih kepada para pedemo karena telah tertib melangsungkan penyampaian pendapat," kata seorang polisi melalui pengeras suara, Jumat.

Tak berlangsung lama, para petugas penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU) bergegas membersihkan sampah yang berserakan yang ditinggalkan massa di Jalan Medan Merdeka Barat.

Selain itu, petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan kepolisian berusaha membuka kawat berduri dan pagar beton agar Jalan Medan Merdeka Barat dapat kembali dilintasi oleh masyarakat.

Adapun GNPR menyampaikan tiga tuntutan saat aksi unjuk rasa tersebut.

"Hari ini kami membawa tiga tuntutan, pertama meminta pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM)," kata koordinator aksi, Buya Husein, di kawasan Patung Kuda, Jumat.

Baca juga: Demo di Patung Kuda, Massa Aksi 2309 Tuntut Penurunan Harga BBM dan Bahan Pokok

Tuntutan berikutnya, kata Husein, meminta pemerintah untuk menurunkan harga-harga bahan pokok yang dinilai memberatkan rakyat.

"Ketiga, tegakkan supremasi hukum," ungkap dia.

Adapun, "Aksi 2309" ini merupakan kelanjutan dari aksi demonstrasi sebelumnya pada 12 September 2022.

"Tuntutan kami ketika aksi kemarin tidak dipenuhi rezim, sampai kapanpun kami akan terus melakukan aksi sampai tuntutan kami dipenuhi oleh rezim," ucap Husein.

Diketahui, unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat terus bergulir di sejumlah daerah sebagai respons atas kenaikan harga pertalite, solar, dan pertamax.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM, Massa Aksi 2309: Kami Memerangi Kezaliman

Kenaikan harga BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Saat ini harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com