JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang di lokasi binaan (lokbin) Kota Intan, kawasan wisata Kota Tua Jakarta, menuturkan bahwa keramaian pengunjung baru terlihat jika ada rombongan wisatawan yang menggunakan bus pariwisata.
"Enggak melulu sepi kok, masih ada pengunjungnya, cuma enggak banyak. Baru kelihatan banyak kalau ada rombongan yang turun dari bus pariwisata," kata salah satu pedagang kaus cendera mata yang enggan disebutkan namanya, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Kota Intan Terlalu Jauh dari Kota Tua, Pemkot Jakbar Akhirnya Tampung PKL di Kali Besar Timur
Pengamatan Kompas.com, bus pariwisata diarahkan untuk parkir di sekitar Kota Intan. Sehingga, wisatawan yang hendak masuk ke kawasan Kota Tua, harus melalui deretan kios pedagang.
Pedagang cendera mata itu mengatakan, jika sedang ada rombongan wisatawan, ia bisa mendapat omzet hingga Rp 1 juta per hari.
Namun, jika tidak ada rombongan wisatawan, ia mengaku tidak jarang gagal menjual satu potong pakaian.
"Paling laris bisa Rp 1 juta, itu kalau banyak rombongannya. Kalau lagi sepi, buat penglaris atau jual sepotong asja belum tentu. Nol rupiah," ungkap dia.
Hal serupa juga dialami Nasir (49) pedagang sandal dan topi di Kota Intan.
"Saya ya sama, kalau sepi ya enggak dapat penglaris. Kalau lagi ramai, paling gede dapat Rp 200.000 sampai Rp 300.000," ungkap Nasir.
Baca juga: Kota Intan Jadi Pintu Masuk Destinasi Wisata Kota Tua Jakarta
Berdagang di Kota Intan sejak lima tahun lalu, Nasir menceritakan kesulitannya mengembalikan modal berdagang.
"Kalau ingat awal-awal dulu bisa nangis saya. Sekarang Alhamdulillah sudah mulai ramai lagi setelah lebaran. Sebelum Covid-19 juga itu baru ramai padahal," ungkap Nasir.
Lebih jauh, Nasir berharap situasi menjadi lebih baik, sehingga ada lebih banyak wisatawan Kota Tua yang berbelanja di Kota Intan.
"Enggak mau nyalahin siapa-siapa, memang situasinya sulit. Tapi kalau bisa, diramaikan lagi Kota Intan. Seperti ada panggung musik setiap hari, dan wisatawan bisa diarahkan mampir berbelanja di sini," ungkap Nasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.