Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bujuk Rayu Rudolf Tobing Sebelum Bunuh Korbannya: Bikin Konten "Prank" Penculikan Pakai Sponsor Kalung Kesehatan

Kompas.com - 23/10/2022, 10:06 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembunuhan yang dilakukan oleh Christian Rudolf Tobing terhadap teman kerjanya, AYR (36), bukan tanpa rencana.

Rudolf melontarkan bujuk rayu terhadap AYR agar mau bertemu dengan alasan untuk mengisi podcast dan konten prank di salah satu apartemen di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

AYR pun termakan skenario busuk Rudolf hingga nyawanya melayang sia-sia. Jasad AYR dibuang ke kolong tol Becakayu, Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (17/10/2022) malam.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi membongkar skenario jahat pelaku Rudolf sebelum menghabisi korbannya.

Baca juga: Sadisnya Rencana Rudolf Tobing yang Ingin Bunuh 3 Temannya, Sempat Rampok Korban untuk Kejar Target Utama

Pada saat perjalanan menuju ke apartemen, kata Hengki, pelaku menyusun skenario rencana mereka bersama AYR.

"Di situ pelaku mulai melancarkan skenario bahwa akan ada sponsor dari kalung kesehatan. Korban pun setuju," kata Hengki Haryadi dilansir dari TribunJakarta.com, Sabtu (22/10/2022).

Hal senada juga diungkapkan Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga.

Menurut dia, setelah sampai di apartemen, Rudolf si mantan pendeta muda berdalih jika siaran podcast disponsori oleh salah satu produk kalung kesehatan.

AYR diminta Rudolf untuk berpura-pura menjadi korban penculikan dengan tangan dan kakinya diikat. AYR yang tidak menaruh curiga kepada Rudolf mengikuti kemauan dari tersangka.

Namun, momen itu yang justru menjadi awal mula petaka kepadanya terjadi. Pelaku menyampaikan pada korban promosi produk kalung kesehatan itu seakan ada adegan penculikan.

Baca juga: Fakta Keji Rudolf Tobing: Tersenyum Dorong Troli Isi Mayat Temannya, Cari Tahu Cara Membunuh Tanpa Suara

"Jadi pelaku mengikat korban dengan kabel tis dan disetujui korban. Pada saat kaki dan tangan terikat, pelaku langsung berbicara dengan korban sebenarnya pelaku membohongi korban," kata Hengki.

Dalam kondisi terikat itu, AYR dicecar Rudolf alasan berteman dengan H yang saat itu menjadi musuhnya. Kesal dengan jawaban korban, Rudolf lalu menampar AYR. Tindakan itu terjadi berulang kali.

"Lalu di situ pelaku menyampaikan kepada korban, 'kamu akan ada di kubu mana? Saya atau H?'" ujar Panjiyoga.

Pelaku pun kembali menganiaya korban dengan menampar korban dua kali. Pelaku juga sempat memastikan apakah ia akan dilaporkan kalau korban dibebaskan.

"Walaupun dijawab tidak akan melaporkan, tapi pelaku tidak percaya. Akhirnya pelaku langsung membunuh korban dengan mencekik," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Niat Konten Prank Diculik Malah Jadi Bencana, Wanita Ini Termakan Skenario Busuk Eks Pendeta Muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com