Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Masih Selimuti Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Penyidik Utak-atik Gembok Rumah

Kompas.com - 14/11/2022, 16:21 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Misteri masih menyelimuti penyebab kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, yang ditemukan pada Kamis (10/11/2022).

Belum diketahui pasti apa penyebab dari kematian empat orang tersebut, yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan satu keluarga dekat.

Berdasarkan pengamatan pada Senin (14/11/2022), garis kuning masih terpasang di depan gerbang rumah para korban tewas.

Pintu gerbang berpagar tinggi itu dilapisi plastik oleh petugas agar aroma tak sedap dari rumah itu tak menyebar ke luar.

Empat hari pasca penemuan empat jenazah itu, dua petugas tak berseragam tampak mengutak-atik gembok rumah yang sudah dirantai dan diikat tali tambang.

Baca juga: Punya Teori Liar Soal Kematian Keluarga yang Tewas di Kalideres, Kriminolog Menduga Korban Bukan Kelaparan, Tapi Dilaparkan

Tak diketahui jelas apa motif dua petugas itu mengutak-atik gembok di rumah bernomor AC5/7 itu karena mereka tak masuk ke dalam rumah.

Setelah petugas berjaket hitam mengambil sejumlah foto di bagian depan rumah, mereka pun menaiki mobil berkelir kuning dan meninggalkan lokasi, sebagaimana dilansir TribunJakarta.com.

Penyebab kematian masih jadi teka-teki

Hingga kini polisi terus berupaya mengungkap penyebab kematian empat jenazah yang merupakan satu keluarga tersebut.

Mereka ialah ayah bernama Rudyanto Gunawan (71), ibu bernama K. Margaretha Gunawan (68), dan anak bernama Dian (40). Seorang lagi merupakan saudara Margaretha bernama Budyanto Gunawan (69).

Keempatnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan membusuk pada Kamis, setelah warga yang curiga dengan bau menyengat memaksa masuk ke rumah korban.

Baca juga: Sederet Kejanggalan dalam Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Korban Tak Makan hingga Temuan Bedak Bayi

Polisi saat ini tengah mengotopsi keempat jenazah untuk mencari tahu penyebab kematian.

Dari pemeriksaan sementara, mereka tak makan selama berhari-hari sebelum tewas.

"Kalau di lambungnya tidak ditemukan sisa makanan, artinya mungkin dia tidak makan dalam dua hari atau berapa hari gitu. Namun penyebab kematian masih diperiksa, ada banyak kemungkinan," jelas Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar di RS Polri Kramat Jati, Jumat (11/11/2022).

Polisi tidak langsung menyimpulkan bahwa para korban tewas akibat kelaparan. Dokter forensik masih akan memeriksa organ lainnya.

Masih berdasarkan otopsi, ditemukan fakta bahwa keempat orang tersebut meninggal sejak 3 pekan lalu, namun dengan waktu kematian yang berbeda.

(TribunJakarta.com: Satrio Sarwo Trengginas/ Kompas.com: Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang sebagian di TribunJakarta.com dengan judul Aroma Khas H+5 Penemuan Jenazah 1 Keluarga di Kalideres: Penyidik Otak-atik Gembok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com