Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Jakarta Perlu Dorong Penggunaan Sepeda Alih-alih Hapus Anggaran untuk Jalur Sepeda

Kompas.com - 16/11/2022, 05:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beragam alasan mengapa Jakarta harus terus mengembangkan jalur sepeda, alih-alih menghapus anggaran untuk pengadaan dan evaluasi jalur sepeda tersebut.

Sepeda sebagai alat transportasi tengah marak digencarkan di berbagai negara maju, seperti Belanda, Denmark, Swedia, hingga Jepang.

Catatan harian Kompas, setidaknya 36 persen masyarakat Belanda menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, disusul Denmark di angka 23 persen, Hongaria 22 persen, Swedia 17 persen, dan Jepang 16 persen.

Negara-negara maju ini rutin memberikan Insentif bagi warga agar mau beralih ke sepeda.

Alasannya, sebagaimana dijabarkan organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia, adalah karena penggunaan sepeda berdampak positif bagi kesehatan masyarakat dan juga kualitas udara.

Sepeda tidak mengeluarkan emisi berbahaya hasil penggunaan bahan bakar fosil yang menjadi polutan di udara. Emisi ini salah satunya dihasilkan kendaraan bermotor.

Baca juga: Saat Jalur Sepeda di Jakarta Jadi Korban Politik: Dirintis Anies, lalu Kini Tak Dilanjutkan

Jakarta kota dengan udara terkotor

Pada Rabu (15/6/2022) lalu, DKI Jakarta sempat menempati posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Indeks kualitas udara di Jakarta, sebagaimana dicatat situs IQ Air, mencapai angka 185 AQI US, membuat udara di Jakarta masuk ke dalam kategori merah atau tidak sehat.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkap bahwa salah satu sumber polusi udara terbesar di Jakarta adalah sektor transportasi. Kendaraan bermotor yang mengeluarkan polutan berbahaya terus tumbuh di Jakarta.

Pertumbuhan jumlah kendaran bermotor ini berbanding lurus dengan tingkat pencemaran udara, ditandai dengan meningkatnya jumlah emisi berupa Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Nitrogen Oksida (NO), dan debu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta yang saat itu menjabat, Ahmad Riza Patria, pun mengakui bahwa kendaraan bermotor berkontribusi terhadap polusi udara di Ibu Kota.

“Memang Jakarta ini cukup padat. Operasional kendaraan kembali normal (pasca pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas), sehingga ada peningkatan polusi,” ujar Riza di Balai Kota DKI, Kamis (16/6/2022).

Baca juga: Dari TGUPP hingga Jalur Sepeda, Ini Warisan Anies yang Dihapus Heru Budi

Sepeda masa depan terbaik perkotaan

Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta menyebut bahwa sepeda adalah moda transportasi terbaik disamping transportasi publik untuk wilayah perkotaan.

Sepeda bisa berperan sebagai penunjang transportasi publik yang sudah ada, seperti kereta rel listrik hingga bus.

Sebagai moda transportasi, sepeda sangatlah fleksibel dan memudahkan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com