Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terhambat Bebaskan Lahan untuk Normalisasi Kali Ciliwung, SDA DKI Terbentur Tanah Wakaf

Kompas.com - 23/12/2022, 18:21 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengaku menemui hambatan saat hendak membebaskan lahan di Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk program normalisasi Kali Ciliwung.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanah Dinas SDA DKI Jakarta Roedito berujar, pihaknya terhambat membebaskan dua persen lahan di Gang Arus, Cawang.

Sebab, tanah yang harus dibebaskan di sana adalah tanah wakaf.

Di tanah wakaf itu, kata dia, berdiri sebuah musala. Untuk membebaskan lahan itu, menurut Roedito, Dinas SDA DKI Jakarta harus berkoordinasi dengan Kementerian Agama.

Baca juga: Normalisasi Ciliwung, Pemprov DKI Telah Bebaskan 98 Persen Lahan di Cawang

"Di Gang Arus Cawang, (yang belum dibebaskan) tinggal mushala, kendala karena tanah wakaf," ucapnya melalui pesan singkat, Jumat (23/12/2022).

"Untuk tanah wakaf harus koordinasi dengan Kementrian Agama," sambung dia.

Menurut Roedito, koordinasi antara Dinas SDA DKI Jakarta dengan Kementerian Agama terkait pembebasan tanah wakaf itu hingga kini disebut masih belum ada keputusan final.

"(Koordinasi dengan Kementerian Agama) masih belun ada keputusan final," tuturnya.

Sementara itu, ia mengaku Dinas SDA DKI Jakarta telah membebaskan 98 persen lahan di Gang Arus untuk normalisasi Kali Ciliwung.

Baca juga: Terkendala Masalah Lahan, Pembangunan Saringan Sampah Kali Ciliwung Baru 25 Persen

"Pembebasan di Gang Arus, Cawang, sudah 98 persen," katanya.

Ia menyatakan 98 persen ini setara dengan 13.182 meter persegi. Dengan demikian, Dinas SDA DKI Jakarta telah membebaskan 13.182 meter persegi di Gang Arus tersebut.

Dinas SDA DKI Jakarta, kata Roedito, hendak membebaskan lagi dua persen lahan tersisa atau setara dengan sekitar 260 meter persegi lahan di Gang Arus.

"Kurang lebih 13.182 meter persegi yang sudah dibebaskan (di Gang Arus)," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Roedito menambahkan, jajarannya telah menggelontorkan dana hingga sekitar Rp 104 miliar untuk membebaskan lahan seluas 13.182 meter persegi tersebut.

"Sekitar segitu ya anggarannya, Rp 104 miliar-an," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com