Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Lagi Jejeran Sampah di Jalan Raden Patah Ciledug Usai Petugas Dirikan Posko Pantau

Kompas.com - 09/01/2023, 12:17 WIB
Ellyvon Pranita,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu sempat ramai persoalan sampah berjejer di tengah Jalan Raya Raden Patah Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, saat malam hingga menjelang pagi hari.

Merespons hal itu, Pemerintah Kota Tangerang pun akhirnya membuat posko pantau pembuangan sampah di sekitar lokasi.

Hasilnya, kini jalan tersebut sudah bersih dari sampah. 

Posko tersebut dijaga oleh sekitar 10-15 orang yang tergabung dari Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantib) Kecamatan Ciledug, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang.

"Iya, kami sudah mulai malam Jumat (Kamis malam, 5 Januari 2023) berjaga di sini," ujar Mulyadi, anggota Trantib yang ikut berjaga di pokso, pada Minggu (8/1/2023).

Baca juga: Tumpukan Sampah Berbaris di Tengah Jalan Ciledug pada Malam Hari, tapi Siang Sudah Bersih Lagi...

Menurut Mulyadi, penjagaan di posko itu dilakukan sejak pukul 19.00 WIB hingga pukul 01.00-02.00 WIB.

Meskipun panjang jalan Raden Patah itu sendiri bisa melebih 2-3 kilometer, posko hanya didirikan di samping jembatan Kali Parung Serab.

Jumlah petugas yang dikerahkan setiap malamnya pun tidak menentu, tetapi paling sering yakni sekitar 10 orang.

Petugas akan langsung menindak jika menemukan ada warga yang membuang sampah di sepanjang jalan. 

Baca juga: Soal Sampah di Tengah Jalan Ciledug, Walhi: Pemda Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab

Adapun jenis penindakan tidak berbeda dari yang sebelumnya, yakni menegur para pelaku pembuang sampah, dan menyita kartu tanda penduduk (KTP) mereka.

"Ini sebenarnya kami, trantib sih udah dari dulu juga mengawasi pembuang sampah sembarangan di sini, tapi enggak pakai posko aja, cuma monitor, keliling-keliling," ujar Mulyadi.

"Ini juga tindakannya enggak ada bedanya, enggak bisa ngasih sanksi yang gimana-gimana, ditegur aja, diambil KTP-nya, suruh mereka buat perjanjian (tidak akan mengulangi tindakan membuang sampah di sana) pakai meterai 10.000," tambah dia.

Sampah menumpuk di tengah jalan raya saat malam hari di Jalan Raden Patah, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang pada Senin (2/1/2023). Tumpukan sampah di tengah jalan itu menjadi pemandangan biasa oleh masyarakat yang lalu-lalang dan warga sekitar saat malam hari.Ellyvon Pranita Sampah menumpuk di tengah jalan raya saat malam hari di Jalan Raden Patah, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang pada Senin (2/1/2023). Tumpukan sampah di tengah jalan itu menjadi pemandangan biasa oleh masyarakat yang lalu-lalang dan warga sekitar saat malam hari.

Menurut Mulyadi, sebenarnya aktivitas membuang sampah sembarangan di tengah jalan raya di sekitar daerah itu sudah terjadi, bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Kondisi lokasi tersebut bersih dari sampah hanya berlangsung beberapa waktu, saat ada posko-posko pantau atau petugas-petugas berjaga di lokasi untuk menindak.

"Ya cuma momentum-momentum aja bersihnya, masyarakat juga kalau enggak diawasi lagi balik lagi buang sampah di sini lagi," ucap dia

"Tapi ya ini artinya kembali ke individu masyarakatnya juga ya, kalau mereka beriman harusnya tahu menjaga kebersihan. Pasti kalau beriman, dia mah buang sampah ya pada tempatnya, bukan di jalan begini, ganggu aktivitas banyak orang dan membahayakan diri sendiri juga," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com