Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Pindah dari Plumpang Setelah Kebakaran Depo Pertamina, tetapi Purhadi Tidak Punya Uang untuk Beli Rumah...

Kompas.com - 14/03/2023, 10:29 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah kebakaran hebat Depo Pertamina Plumpang membumihanguskan permukiman warga, Purhadi (55) berpikir untuk pindah dari area tersebut.

Kendati demikian, Purhadi mengaku sudah tidak punya apa-apa lagi.

Sebagai informasi, Purhadi merupakan salah satu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang tinggal di RT 006 RW 01, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Musibah ini membuat rumah yang dihuni bersama mertuanya itu ludes terbakar.

"Ada pikiran (untuk pindah). Cuma bagaimana? Rumah itu urusan mertua, enggak dijual, kami enggak bisa pindah," kata Purhadi saat ditemui Kompas.com pada Senin (13/3/2023).

Baca juga: Purhadi bersama 5 Anaknya Kini Tinggal di Rumah Kontrakan, Berharap Uangnya Diganti Pertamina

"Karena uangnya dari mana? Kan tanah mahal, Rp 5 juta, Rp 6 juta per meter. Kecuali di kampung," ucap Purhadi.

Selain rumah, Purhadi juga menyebutkan satu per satu barang berharga apa saja yang sudah menjadi abu.

"Banyak, motor tiga, kulkas dua, mesin cuci satu, terus sama surat-surat anak sekolah seperti ijazah, semua. Termasuk alat-alat saya nih, alat-alat tukang, kan saya tukang. Itu bor ada 3, gerindra, banyak," ungkap Purhadi.

Setelah api melahap rumah milik mertuanya, Purhadi memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan tiga petak yang berlokasi di RT 003 RW 01 Nomor 50, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Baca juga: Usai Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Purhadi Tinggal di Kontrakan 3 Petak Bersama 5 Anaknya

Menurut pantauan Kompas.com, rumah kontrakan berwarna kuning tersebut berada di sebuah gang yang terbilang padat penduduk.

Sementara di dalamnya terdapat tiga petak, satu petak di antaranya termasuk dapur sekaligus kamar mandi.

Pakaian bersih Purhadi dan kelima anaknya masih terlihat berantakan di lantai ruang depan. Ia mengaku belum sempat merapikannya.

"Iya, tiga petak. Saya punya anak 6, 1 di Bogor dan 5 tinggal di sini sama saya. Jadinya di sini ada 6 orang," ungkap Purhadi.

Untuk tinggal di rumah kontrakan yang luas bangunannya 30 meter persegi, Purhadi perlu membayar dengan menggunakan uang pribadi senilai Rp 1,1 juta.

Purhadi mengaku tidak mengetahui informasi soal Pertamina bakal memberikan bantuan berupa rumah kontrakan selama tiga bulan untuk korban kebakaran depo Pertamina Plumpang.

Kendati demikian, pada Minggu (12/3/2023), Purhadi baru saja dihampiri oleh pengurus RT dan RW untuk mengisi selembar formulir yang berisi data diri.

Menurut informasi yang diterima Purhadi, formulir tersebut untuk menerima bantuan dari Pertamina yang ia tidak ketahui kapan menerimanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com