Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nakes Puskesmas Warakas: Dulu Kebingungan Hadapi Bayi Stunting, Kini Berhasil Turunkan Jumlah Kasus

Kompas.com - 11/04/2023, 20:38 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Gizi yang bertugas di Puskesmas Kelurahan Warakas, Ariyanti Budiani, bercerita bahwa suatu ketika dirinya pernah kebingungan setiap kali menghadapi balita yang dinyatakan stunting.

Hal tersebut Aryanti alami sebelum program "Ketahanan Pangan Keluarga Usir Stunting (Ketapang Kuning)", yang digagas PLN Indonesia Power Priok terealisasi pada April 2022.

"Sebelumnya memang tidak dimungkiri, bingung. Kami sudah tahu nih kalau dia (balita) ini pendek (di bawah rata-rata standar usia semestinya). Tapi, apa yang harus kami lakukan selain memberikan pengetahuan seperti yang dulu dipelajari sejak zaman kuliah?" ujar Ariyanti, kepada Kompas.com pada Selasa (11/4/2023).

Terlebih, kata Ariyanti, kala itu tidak pernah ada bentuk penanganan khusus berupa intervensi langsung terhadap balita stunting.

Baca juga: Menurunkan Angka Stunting Bukan Hanya Tugas Tenaga Kesehatan

Mereka sekadar memberikan pengawasan terhadap ibu yang anaknya stunting, agar tidak luput memberikan asupan tinggi protein.

"Kami cuma pantau, konseling doang, seperti, 'Jangan lupa makan lauk hewani ya', itu yang dititik beratkan sebelumnya. Tapi, enggak ada intervensi tambahan, misalnya diperiksa ke dokter spesialis anak, enggak diperiksa juga umur tulangnya, dan lain-lain," ungkap Ariyanti.

Dia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas tidak pernah memberikan rujukan ke dokter spesialis anak.

Kalau pun sebelumnya memberikan rujukan, imbuh Aryanti, itu dikarenakan anak bersangkutan memiliki penyakit penyerta sehingga harus mendapatkan rujukan ke dokter umum.

Baca juga: Hati-hati, Stunting Bisa Sebabkan Beragam Penyakit Menyerang Anak

"Iya, sebelumnya enggak ada. Sebelumnya mungkin kalau dirujuk, itu kayak penyakit penyerta. Kayak misalkan dia ada penyakit lain yang tidak bisa ditangani di puskesmas, paling dirujuk karena penyakitnya, bukan karena stunting, bukan karena pendek, tapi karena penyakit penyerta lain," tutur Ariyanti.

Pada April 2022, Ariyanti mengungkapkan bahwa Puskesmas Kelurahan Warakas menjalani program Ketahanan Pangan Keluarga Usir Stunting (Ketapang Kuning) yang digagas PLN Indonesia Power Priok.

Sejak program tersebut diimplementasikan, kasus stunting pada anak, khususnya RW 08 di Kelurahan Warakas menjadi menurun.

"Nah, di enam bulan pertama itu, memang kita berhasil menurunkan angka stunting. Menurunkan ya, bukan menjadi 0, tapi menurun. Di RW 08 itu adalah prevalensi terbesar di Kelurahan Warakas. Di situ, memang yang paling tinggi dan paling besar adalah RW 08," ujar Ariyanti.

Baca juga: Jangan Salah Kaprah, Stunting Berbeda dengan Gizi Buruk

Ariyanti menyadari, untuk menurunkan angka stunting tidak bisa mengandalkan peran dari tenaga kesehatan saja.

Berdasarkan pengalaman Ariyanti, demi menekankan angka stunting ini juga memerlukan peran serta dari lintas sektoral atau pemangku kepentingan seperti Kelurahan, Kecamatan, hingga Wali Kota.

"Enggak bisa peran hanya tenaga kesehatan sendiri. Karena, itu ada peran serta dari Pak Lurah, lintas sektoral, pemangku wilayah. Makanya, kalau kami sendirian, enggak bisa," kata Ariyanti.

"Kami ini siapa? Kami tenaga kesehatan. Ya bagian kami untuk kesehatan saja. Kan ada bagian lingkungan untuk meminta mereka (ibu yang anaknya stunting) agar berkomitmen datang secara rutin," ucap Ariyanti melanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com