Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga yang Menghapus Tatonya, Rasanya 100 Kali Lebih Sakit daripada Ditato..

Kompas.com - 13/04/2023, 17:52 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Uci (25) mengaku proses penghapusan tato pada kulitnya amatlah menyakitkan.

Ia menilai proses tersebut berpuluh-puluh kali lebih sakit ketimbang memasang tato.

"Rasanya mungkin 100 kali lebih sakit jika dibandingkan ketika memasang tato di awal," ujar Uci saat di sela kegiatan hapus tato gratis di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023).

Saking sakitnya, wanita yang kesehariannya bekerja di sektor food and beverage itu harus melakukan percobaan ulang sampai tiga kali.

Penghapusan terpaksa diulang lantaran Uci selalu meringis kesakitan pada percobaan pertama maupun kedua.

Baca juga: Saat Hapus Tato Jauh Lebih Sakit dari Menato, Lutfi Merasa Terbakar, Keringatnya Bercucuran...

"Jujur pas pertama itu sakit banget. Mungkin karena faktor baru pertama kali nyoba juga. Ketika percobaan kedua sebenarnya sudah mulai bisa beradaptasi, tapi tanganku selalu gemetar" ungkap dia.

Saat memasuki percobaan ketiga, Uci untungnya mampu mengendalikan diri.

Ia berhasil menahan rasa sakit ketika bagian tubuhnya dilaser oleh operator penghapus tato.

Meski Uci beberapa kali kedapatan mengerang, tetapi tekadnya untuk menghapus satu-satunya tato yang dimiliki lebih kuat ketimbang hal apa pun.

"Pas dilaser itu rasanya kayak kebakar kulitnya. Beda banget rasanya sama pas masang tato, kalau itu seperti digigit semut saja," imbuh dia.

Baca juga: Hapus Tato Rasanya seperti Terbakar, Peserta Pikir-pikir untuk Melakukannya Lagi

Adapun kegiatan hapus tato gratis digelar Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bazis DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Kegiatan ini hanya digelar selama satu hari dan peserta dibatasi hanya 100 orang saja.

Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Edi Sumantri mengatakan, adanya penghapusan tato gratis diharapkan bisa memberi banyak manfaat untuk masyarakat.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi bagi warga Jakarta yang ingin menghapus tato, karena dalam ajaran agama Islam, memang tato dilarang karena tato dapat menghalangi air wudhu masuk ke dalam kulit ketika kita membasuh,” tutur Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com