Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Tahun yang Lalu, 6 Mahasiswa Trisakti Tewas Ditembak

Kompas.com - 19/05/2023, 12:05 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - 25 tahun yang lalu, tepatnya 12 Mei 1998, enam mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, tewas tertembak peluru tajam yang ditembakkan aparat keamanan saat menggelar aksi keprihatinan ribuan mahasiswa di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat.

Saat berada di dalam kampus, keenam mahasiswa itu tertembak oleh berondongan peluru yang diduga ditembakkan aparat yang berada di jalan layang atau fly over Grogol.

Berondongan peluru yang ditembakkan membuat puluhan mahasiswa lainnya menderita luka-luka berat dan ringan.

Nama para korban yang tewas tertembak adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur, angkatan 1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi, 1996), Heri Heriyanto (Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin, 1995) luka tembak di punggung, Hendriawan (Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, 1996) luka tembak di pinggang, Vero (Fakultas Ekonomi, 1996), dan Hafidi Alifidin (Fakultas Teknik Sipil, 1995) luka tembak di kepala.

Dalam jumpa pers pada Selasa (12/5/1998) malam, Ketua Crisis Centre Universitas Trisakti, Adi Andojo Soetjipto mengutuk kejadian yang menewaskan mahasiswanya.

Baca juga: Tangis Pilu Karsiyah, Ibunda Hendriawan Korban Tragedi Trisakti 1998: Dia Janji Akan Pulang...

"Kita sudah bilang aparat jangan represif, tapi kok seperti ini. Mahasiswa saya ditembaki dengan peluru tajam dan itu berlangsung di dalam kampus," ungkap Adi, dilansir dari Harian Kompas.

"Padahal seharusnya ada prosedurnya. Kok ini tiba-tiba pakai peluru tajam, dan mereka (mahasiswa) sudah berada di dalam kampus. Padahal mahasiswa tidak melawan, tidak melempar batu, dan tidak melakukan kekerasan. Mahasiswa saya itu sudah berangsur-angsur pulang ke kampus," sambung Adi.

Menurut Adi, ia ikut mengawasi sewaktu mahasiswa melakukan unjuk rasa sampai di luar kampus.

Adi mengatakan, waktu itu mahasiswa hendak menuju ke DPR, tetapi dihalang-halangi pasukan keamanan yang awalnya selapis, kemudian datang berlapis-lapis.

Namun, Adi berhasil menahan mereka untuk berhenti di depan bekas kantor Wali Kota.

"Bahkan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Barat, Letkol (Pol) Timur Pradopo, mengakui dan mengucapkan terima kasih atas ketertiban yang ditunjukkan mahasiswa. Jadi ini diakui sendiri oleh Kapolres," katanya.

Selanjutnya, menurut Adi, pihak mahasiswa bersedia mundur apabila pihak keamanan juga mundur.

Baca juga: Kala Hujan Peluru Tewaskan Heri Hartanto di Depan Kampus Trisakti...

"Akhirnya mahasiswa saya bubar dengan tertib dan mereka semua kembali ke kampus. Bahkan saya merasa itu sudah selesai, sehingga saya pulang ke rumah," ujarnya.

Selang beberapa waktu, Adi mendapat laporan bahwa ada seorang mahasiswa yang tertembak di kepalanya.

Tak lama kemudian ia memperoleh kabar bahwa empat mahasiswa Trisakti meninggal dunia.

"Saya telah melihat jenazah mereka dengan mata kepala saya sendiri," katanya.

Menurut Adi, bekas darah yang tercecer di dalam kampus menunjukkan bahwa para mahasiswa itu jelas-jelas ditembak di dalam kampus. Di lokasi itu juga kaca-kaca pecah karena tembakan.

Terkait dengan kejadian tersebut, Wakil Ketua Komnas HAM saat itu Marzuki Darusman, mengatakan, adanya mahasiswa yang tewas merupakan bukti telah terjadinya serangan terhadap kemanusiaan.

Keterangan yang sama juga disampaikan Albert Hasibuan, anggota Komnas HAM.

Baca juga: Kala Hujan Peluru Tewaskan Heri Hartanto di Depan Kampus Trisakti...

Setelah kejadian penembakan, para korban luka dan meninggal dibawa ke Rumah Sakit (RS) Sumber Waras.

Sekitar 200 mahasiswa menunggu di sepanjang koridor RS Sumber Waras, menjaga rekan-rekan mereka yang dirawat di Unit Gawat Darurat, maupun jenazah rekan mereka yang disemayamkan.

Suasana memilukan terlihat di sekitar kamar jenazah yang dipenuhi jerit dan isak tangis keluarga korban.

Keluarga korban meninggal terlihat sangat terpukul dan tidak mau dimintai keterangan.

Ketika Adi Andojo mulai menemui korban di ruang perawatan, keluarga korban yang sudah tidak sabar langsung menyerbu masuk ruangan.

Jeritan tangis haru pun pecah ketika mereka melihat jenazah anak-anaknya.

Aksi damai

Aksi mahasiswa yang diikuti oleh mahasiswa, dosen, pegawai, dan para alumni universitas swasta terpandang di Indonesia ini, dimulai sekitar pukul 11.00 WIB dan mengambil tempat di halaman parkir.

Baca juga: Momen Orangtua Lihat Jasad Heri Hartanto Pertama Kali Usai Tertembak di Depan Trisakti

Beberapa putra pejabat tinggi kuliah di kampus itu, antara lain putra Wakil Kapolri (saat itu) Letjen (Pol) Lutfi Dahlan.

Aksi yang sedianya akan mendengar orasi dari Jenderal Besar AH Nasution (yang tidak jadi datang) ini kemudian diisi dengan berbagai orasi dari para guru besar, dosen, dan mahasiswa dalam berbagai bentuk.

Sekitar pukul 13.00 WIB, peserta aksi keluar dari kampus menuju ke Jalan S Parman, Grogol (yang persis berada di depan kampus) dan hendak menuju gedung MPR/DPR Senayan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com