Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Adang, 40 Tahun Jualan Gulali di Tengah Getirnya Kehidupan Ibu Kota

Kompas.com - 03/07/2023, 09:27 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adang namanya. Kakek ini tampak semangat memikul gulali dagangannya saat warga tengah mengantre pembagian daging kurban di pelataran Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023) lalu.

Di sela meladeni bocah-bocah pelanggannya, Adang menyempatkan diri berbincang dengan Kompas.com. Adang menceritakan perjalanan mengarungi kerasnya kehidupan Jakarta, sejak menginjakkan kaki di kota ini 40 tahun lalu.

"Bapak mah sejak merantau ada 40 tahunan lebih jualan gulali di Jakarta, sebelum ada jembatan layang itu, udah jualan gulali," kata Adang di lokasi.

Baca juga: Resep Permen Gulali Rumahan, Pakai 5 Bahan

Adang bahkan lupa sudah berapa tahun usianya saat ini. Ia hanya mengira-ngira, bisa 65 tahun, atau mungkin sudah 70 tahun.

"Dulu umur kan enggak ditulis, perkiraan 70 tahun kurang lah, 65 tahun. Orangtua zaman dulu kan enggak ditulis tanggal lahirnya, cuma sekarang badan sudah lemas (untuk) jalan," kata dia sambil tertawa kecil.

Tangan renta itu masih lincah memelintir adonan gulali, hingga menyerupai bentuk-bentuk unik. Ada kupu-kupu, terompet, empeng, ayam, hingga harimau pun bisa dia buat.

Keterampilan ini Adang dapat dari sang ayah, yang dulu juga menjajakan gulali.

Baca juga: Awalnya Kerja Serabutan Usai Bebas, Eks Napi Syaiful Kini Buka Usaha Ayam Geprek

"Ini diajarin dari orangtua bapak, kan bapak dibesarkan tukang gulali di Garut," ujar dia lagi.

Sehari-hari Adang harus menempuh jarak berkilometer dengan berjalan kaki dari titik awal di Pasar Mester Jatinegara, untuk menjajakan gulalinya.

Terkadang Adang juga harus menghadapi omelan orangtua yang melarang anaknya membeli gulali.

"Namanya orang dagang sama anak-anak, kadang enggak dibolehin jajan gulali sama ibunya. Yah namanya kehidupan," tutur dia.

Adapun satu bungkus gulali ini Adang jajakan seharga Rp 5.000. Sehari, kata Adang ia bisa mendapat penghasilan sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

Baca juga: Rintis Kedai Kopi Warkoplu, Eks Napi Pijar Tidak Pelit Ilmu

Uang inilah yang Adang kirim setiap minggu untuk istri dan keempat anaknya di Garut, Jawa Barat.

Sedangkan di sini, Adang harus berbagi tempat dengan 15 orang dalam satu rumah kontrakan. Dia membayar uang sewa Rp 5.000 per hari.

"Bapak mah ngontrak di sini, namanya penghasilan enggak nentu. Bayarnya 5.000 sehari asal bisa ngorok aja," Adang bertutur.

Kendati begitu, ia mengaku tetap bersyukur. Sebab, meski tidak bisa membuat anak-anaknya mencicipi bangku kuliah, namun dengan penghasilan tersebut, Adang berhasil menyekolahkan keempat anaknya hingga lulus sekolah menengah kejuruan (SMK).

"Cuma bisa sekolahin doang enggak bisa kuliahin. Alhamdulillah satu lagi yang bontot SMK. Udah pada gede semua, yang dua sudah berkeluarga, yang satu orang sudah beres sekolah tahun kemaren, satu lagi baru mau masuk SMK," ucap Adang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com