JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran besar terjadi di Jalan Kapuk Utara II, RW 03, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu (30/7/2023) pukul 09.20 WIB.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara, Abdul Wahid mengungkapkan bahwa kebakaran diduga terjadi akibat korsleting listrik.
Api diduga bermula dari pemanas air listrik di samping Masjid Nurul Huda di RT 01/RW 03 yang mengeluarkan arus pendek listrik dan kemudian menyambar sebuah gudang.
Api yang membakar gudang pabrik garmen dan pewangi ruangan di dekat permukiman sebelah barat kemudian menyambar sampai ke rumah warga di arah timur.
Baca juga: 7,5 Jam Kebakaran, Api yang Melahap Permukiman Kapuk Muara Belum Padam
Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) sempat kesulitan memadamkan api di tempat kejadian perkara (TKP).
Berdasar laporan Kompas.com langsung di TKP pada pukul 22.53 WIB, api yang melahap sejumlah permukiman warga tersebut belum juga padam.
Menurut data yang tercatat di posko pelayanan dekat tenda pengungsian, terdapat 1.008 jiwa mengungsi, pada Senin (31/7/2023) hingga pukul 10.23 WIB.
Secara rinci data tersebut mencatat 47 pelajar, 223 dewasa laki-laki, 523 dewasa perempuan, 77 bali laki-laki, 76 balita perempuan, 3 lansia laki-laki, 4 lansia perempuan, 1 disabilitas, dan 4 ibu hamil.
Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang tinggal di tenda pengungsian.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (31/7/2023) pukul 13.30 WIB, sejumlah korban kebakaran tengah mengais besi-besi di rumah mereka masing-masing yang sudah hangus terbakar.
Salah satu korban kebakaran bernama Kartono (49) mengatakan, besi atau kawat yang dia kumpulkan bersama anggota keluarganya setidaknya bisa dijual demi membeli sebungkus nasi.
"Ini lagi beres-beres, sedang bersihkan, lumayan untuk kebutuhan," kata Kartono saat ditemui Kompas.com di rumahnya yang kini sudah menjadi arang.
Baca juga: Saat Korban Kebakaran di Kapuk Muara Mengais Besi demi Beli Nasi Bungkus...
Rumah Kartono masuk dalam area RT 01/RW 003, tempat di mana pertama kali api berkobar.
Kartono mengatakan, ia membutuhkan uang tambahan guna membeli nasi bungkus untuk makan keluarganya.
"Ya lumayan, untuk beli nasi bungkus. Kalau beras kan masaknya saja enggak ada tempatnya, enggak ada kompor. Untuk sementara untuk beli nasi," lanjut dia.