JAKARTA, KOMPAS.com - Parlemen Hanoi, Vietnam, melakukan kunjungan kerja ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Senin (7/8/2023).
Kunjungan ini dilakukan perwakilan DPRD Hanoi untuk berkonsultasi dengan para legislator di Jakarta mengenai pembangunan moda raya terpadu (MRT).
"Kami datang ke Jakarta untuk melihat dan menjadikan kereta MRT Jakarta sebagai salah satu contoh agar nantinya fasilitas serupa dapat dibangun di Kota Hanoi," ujar Ketua DPRD Kota Hanoi Nguyen Ngoc Tuan dalam keterangan resmi DPRD DKI Jakarta, Senin.
Saat ini, kata Nguyen Ngoc Tuan, Pemerintah Vietnam tengah merencanakan pembangunan MRT di Hanoi.
Penyediaan transportasi massal itu dalam rangka mengatasi kemacetan di Ibu Kota Negara Vietnam.
Baca juga: Depo MRT Fase 2 Telah Ditentukan, Lokasinya di Lahan Milik Ancol
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengatakan, perwakilan anggota parlemen Hanoi telah mencoba secara langsung MRT Jakarta, sekaligus melihat bagaimana masyarakat memanfaatkannya.
Khoirudin berharap, kunjungan kerja ini bisa menjadi bahan bagi eksekutif dan legislatif Vietnam untuk mempersiapkan pembangunan MRT di negaranya.
"Kami berharap, dari kunjungan kerja parlemen Hanoi ke Jakarta dapat diimplementasi, sehingga masalah kemacetan di Kota Hanoi dapat teratasi," ucap Khoirudin.
Untuk diketahui, MRT Jakarta sudah beroperasi dengan lintasan sepanjang 16 kilometer dan memiliki 13 stasiun dari kawasan Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia.
Baca juga: Tomang-Medan Satria Bakal Dibangun Jalur MRT, Nih Buktinya
Saat ini, PT MRT Jakarta tengah membangun proyek Fase 2A yang akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer, terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
Fase 2A dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027.
Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp 25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Baca juga: MRT dan LRT, Apa Perbedaannya?
Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit.
Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, tetapi juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik.
Tujuannya untuk mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.