Menurut Patmi (57), pedagang nasi di sekitar lokasi kejadian, SB pertama kali ditemukan ketika kuli bangunan di sebelah rumahnya mencium bau busuk.
"Pertama kali ditemuin sama kuli bangunan. Katanya baunya enggak sedap," ujar Patmi saat ditemui Kompas.com di Kebon Jeruk.
Kala itu, saksi langsung malapor kepada sekuriti kompleks. Warga pun menaruh curiga korban telah meninggal lantaran sudah sepekan tak terlihat keluar rumah.
"Kuli bangunan bilang sama hansipnya 'itu ada bapak-bapak enggak keluar, tetapi ada bau enggak sedap tolong tengokin'," kata Patmi menirukan perkataan sang kuli bangunan.
Alhasil, sekuriti langsung mendatangi lokasi. Kemudian, mereka menemukan SB dalam kondisi tidak bernyawa.
"Sudah busuk kayaknya. Kata keamanannya tadi dikasih kopi biar enggak bau," tutur Patmi.
Sementara itu, warga lain bernama Ida (56) mengungkapkan bahwa SB sempat mengatakan dirinya sedang sakit. Namun, lansia itu tak menyebutkan penyakit yang dideritanya.
"Saya tanya (katanya) sakit saja. Jalannya sempoyongan terakhir beli nasi di sini, sudah sebulan lalu," ucap Ida.
Dia dan Patmi sehari-hari berjualan nasi dan lauk di sekitar kompleks rumah SB. Setiap harinya, lanjut Ida, SB selalu makan dari warung nasinya. Namun, beberapa hari belakangan, langganan yang kerap dia panggil dengan sebutan 'koh' tak terlihat lagi.
"Iya sudah dua minggu enggak beli nasi, sebelum Agustus. Pas dengar dia meninggal, saya kaget," ungkap Ida.
Dihubungi secara terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Anggi Hasibuan membenarkan bahwa SB ditemukan meninggal karena sakit.
"Iya (ada penemuan mayat). (Korban) meninggalnya karena sakit," kata Anggi melalui pesan singkat.
Kini, jenazah SB telah dibawa ke Rumah Sakit Ciptomangunkusumo untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.