Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintu Kereta LRT Dinilai Terlalu Rendah, Pakar: Seharusnya Dipikirkan dengan Lebih Inklusif

Kompas.com - 30/08/2023, 19:46 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Desain pintu kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek mendapat sorotan dari masyarakat karena dinilai terlalu rendah.

Alhasil, penumpang yang memiliki postur tinggi mau tak mau harus menunduk saat hendak keluar masuk kereta LRT.

Berkait dengan hal tersebut, Pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai pintu kereta LRT Jabodebek seharusnya didesain untuk universal.

Baca juga: Pintu LRT Jabodebek Dikeluhkan Kependekan, Operator: Sudah Sesuai dengan Rata-rata Tinggi WNI

"Desain pintu ini, meskipun didasarkan pada data statistik tinggi rata-rata penduduk Indonesia, seharusnya dipikirkan dengan lebih inklusif," ungkap Achmad dalam penjelasannya kepada Kompas.com, Rabu (30/8/2023).

Achmad mengatakan, ada banyak warga Indonesia yang memiliki tinggi di atas rata-rata sehingga bisa merasa tidak nyaman dengan pintu kereta LRT Jabodebek yang rendah.

Desain pintu yang terlalu rendah, kata Achmad juga bisa menjadi hambatan dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga negara asing yang tinggal atau berkunjung ke Jakarta.

"Beberapa dari mereka mungkin harus membungkuk atau bersandar saat masuk, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Humas LRT Jabodebek," kata Achmad.

Lebih lanjut, Achmad menilai bahwa desain pintu kereta LRT yang rendah juga bisa jadi masalah bagi seseorang yang memiliki claustrophobia atau ketakutan terhadap ruang sempit.

Desain pintu yang rendah, lanjut Achmad, bisa menambah rasa cemas dan ketidaknyamanan bagi pengidap claustrophobia.

Baca juga: Pintu Tersendat, Listrik Mati, dan Rem Tak Halus, Pakar: Sinyal Perlunya Evaluasi LRT Jabodebek Secara Menyeluruh

"Bayangkan ketika mereka harus masuk melalui pintu yang rendah dan berada di dalam kereta yang mungkin penuh dengan penumpang lain. Ini tentu bukanlah pengalaman yang diharapkan dari transportasi massal modern," pungkas Achmad.

Sebelumnya, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan, ukuran pintu kereta LRT Jabodebek sudah disesuaikan oleh pembuatnya, yaitu PT INKA (Persero) dengan tinggi badan rata-rata Warga Negara Indonesia (WNI), yakni sekitar 160 sentimeter.

"Kalau terkait sarana yang ada memang dibuat sama INKA mereka ukur disesuaikan dengan rata-rata tinggi badan warga negara Indonesia," ujarnya saat ditemui di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

"Kemarin ada case (kasus) juga penumpang warga asing sampai miringkan badannya. Ya mohon maaf, memang kan diukur rata-rata tinggi badan WNI, kan 160 sentimeteran lah. Kalau 175 (sentimeter) ke atas memang harus nunduk," sambungnya.

Terkait hal ini, pihaknya telah menyampaikan ke PT INKA apakah perlu dimodifikasi atau tidak agar tinggi kereta bisa diperlebar.

Namun, untuk mengubah bagian kereta LRT Jabodebek tentu harus mengubah sistem operasional kereta ringan ini sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah ini.

Baca juga: Gangguan pada Hari Ketiga LRT Jabodebek Beroperasi: dari Masalah Pintu sampai Mati Listrik

"Sudah disampaikan ke INKA apakah mungkin dimodifikasi. Cuma perlu jadi catatan, ini kan LRT itu operasinya by sistem jadi ketika mengubah salah satu paling dekat pintu saja sistem harus berubah. Ketika diubah harus semua diubah dan update lagi butuh waktu lama," jelasnya.

Oleh karenanya, dia memohon maaf kepada para pengguna LRT Jabodebek yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata WNI karena menjadi kurang nyaman menggunakan moda transportasi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com