Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KDRT Kejahatan Serius, Jangan Dianggap Cekcok Biasa

Kompas.com - 13/09/2023, 08:06 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Nando (25) kepada istrinya, Mega Suryani Dewi (24), ikut disoroti Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Hal ini karena pihak Polres Metro Bekasi diduga menghentikan laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sebelumnya dibuat oleh Mega pada Agustus 2023 lalu.

Akibatnya, nyawa Mega melayang di tangan Nando. Ia dibunuh oleh Nando pada Kamis (7/9/2023) malam di Cikarang Barat, seusai mereka cekcok.

Baca juga: Seandainya Polisi Tak Cuek pada Laporan KDRT Ibu Muda di Bekasi yang Dibunuh Suami

Kakak Mega, Deden Suryana (27) mengungkapkan, semua laporan dan bukti-bukti visum semasa korban masih hidup itu masih ada.

"(Laporan) diterima dan ada surat-suratnya dan sudah ada hasil visumnya. Surat hasil pembayaran visumnya, semua ada," kata Deden saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/9/2023).

Seiring berjalannya waktu, polisi kemudian mengonfirmasi soal laporan tersebut.

Namun, ketika itu, hanya Nando lah yang menginginkan kasus tersebut dihentikan. Tersangka bahkan bilang ke polisi bahwa ia dan Mega sudah kembali tinggal satu rumah.

"Dari pihak kepolisian pun ditanya, ini laporannya mau dilanjut atau enggak, yang jawab itu pelaku. Dia bilang 'saya sudah tinggal satu rumah', tapi adik saya ini, korban, dia tetap ingin dilanjutkan," jelas Deden.

Baca juga: Ibu Muda di Bekasi Pernah Dianiaya Sebelum Dibunuh Suami, Alami Luka Lebam di Dada

Laporan yang diduga berhenti ini menimbulkan pertanyaan bagi keluarga korban. Sebab, dicabutnya laporan tersebut tidak pernah sampai ke telinga keluarga Mega.

"Saya juga belum mengonfirmasi hal itu (dicabut atau tidak). Maksudnya belum tahu kepastiannya. Makanya saya pertanyakan juga," jelas Deden.

"Andaikan saya tahu pelaku mau seperti itu untuk disetop, saya enggak terima," imbuh dia.

Kompolnas kecam laporan dicuekin

Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, menanggapi dugaan pemberhentian laporan tersebut. Ia menyesalkan hal ini hingga akhirnya membuat korban meninggal dunia.

"Terkait keterangan kakak korban yang menyatakan bahwa sebelumnya korban pernah melaporkan suaminya (pelaku), atas kasus KDRT di Polres Metro Bekasi, Kompolnas sangat menyesalkan hal tersebut," kata Poengky kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: Laporan KDRT Disetop, Keluarga Istri yang Dibunuh Suami Disarankan Lapor ke Polda Metro

Poengky mendorong agar pengawas internal Polri dari Polda Metro Jaya menindaklanjuti dengan memeriksa penyidik yang menerima laporan tersebut.

Terlebih, kematian Mega sangat bisa dicegah apabila laporan KDRT yang dibuat itu ditanggapi secara serius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com