TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Krisis air bersih melanda sejumlah permukiman warga di Keranggan, Setu, Tangerang Selatan, sejak dua bulan terakhir.
Akibatnya, aktivitas warga terganggu lantaran untuk memenuhi kebutuhannya, mereka harus menyuci hingga mandi di kali.
Tak sedikit warga pun rela antre untuk mendapatkan air bersih yang disuplai dari mobil tangki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Baca juga: Akibat Krisis Air PAM di Bekasi: Warga Numpang Mandi, Pakai Air Galon, hingga Laundry Pakaian
Pantauan Kompas.com pada pada Jumat (15/9/2023), satu mobil tangki berisikan air bersih 4.000 liter itu terparkir di tepi Jalan Koceak RBC, RT 006 RW 002, Keranggan.
Dari berbagai arah, warga berdatangan sambil membawa jeriken, ember hingga galon. Mereka kemudian mengantre dengan tertib untuk mendapatkan air bersih.
"Kalau dari data yang diajukan dari beberapa RT, jumlahnya sekitar 700 KK. Itu (laporan) dari 10 RT yang terdampak kekeringan," kata Madih saat dikonfirmasi, Jumat.
Kendati begitu, Madih mengatakan, jumlah warga yang terdampak kekeringan itu masih bisa berubah.
Baca juga: Saat Krisis Air Bersih Landa Ibu Kota dan Sekitarnya, Aktivitas Warga Terdampak
Sebab, Madih masih menunggu laporan dari 13 RT lainnya yang berada di wilayah adminstrasi Kelurahan Keranggan.
"Kami masih menunggu, karena kami ada 23 RT, dengan jumlah warga 8.409," ucap dia.
Madih mengatakan, warganya yang terdampak kekeringan itu sudah sejak beberapa bulan terakhir.
Warga sempat mendapat suplai air bersih dari pompa air Perumahan Serpong Lagoon, tetapi tak mencukupi.
Menurut Ketua RT 006 RW 002 bernama Edi Irawan, warganya baru mendapatkan suplai air bersih dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel mulai Kamis (14/9/2023).
Padahal, krisis air bersih yang dialami warganya sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.
Bantuan air bersih itu disuplai oleh BPBD Tangerang Selatan, untuk pertama kalinya dengan mengerahkan dua mobil tangki berkapasitas masing-masing 4.000 liter air bersih.
"Baru dua hari ini (ada bantuan air bersih). Itu di hari pertama langsung habis," kata Edi saat ditemui Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Kalideres, PAM Jaya Sebut Setop Suplai karena Kualitasnya Jelek