Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pedagang "Kerek" Harga Pangan Sepihak, Pemprov DKI Diminta Sosialisasi ke Masyarakat

Kompas.com - 06/10/2023, 13:57 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk aktif mensosialisasikan harga dan stok pangan melalui media sosial kepada warga DKI.

Menurut August, sosialisasi itu agar para pembeli bisa mengetahui harga pasaran pangan yang terbentuk.

"Sehingga penjual tidak berspekulasi untuk menaikkan harga jual karena keterbatasan informasi (assymetric information) akan stok maupun harga pasaran komoditas," ujar August dalam keterangannya, Jumat (6/10/2023).

Baca juga: Harga Pangan di Jakarta Mulai Naik, Fraksi PSI Minta Pemprov DKI Segera Bertindak

August menyarankan sosialisasi melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) itu bisa dilakukan via media sosial.

Informasi tersebut dianggap penting bagi penjual untuk menaikkan atau menurunkan harga.

"DKPKP perlu mensosialisasikan harga maupun stok bahan pangan melalui media sosial," kata August.

Dengan demikian, informasi terkait stok dan harga pasaran bisa diterima pedagang dan pembeli dengan tepat.

"Dengan informasi harga yang akurat, pembeli akan menentukan sikap untuk membeli sekarang atau menunda. Dan penundaan akan menstabilkan kembali harga pasar," ucap August.

Baca juga: Masuk Daftar Tempat Parkir Bertarif Disinsentif, Pasar Santa Masih Berlakukan Harga Normal

Sebelumnya, August meminta Pemprov DKI untuk menstabilkan harga pangan di Ibu Kota.

"Pengecekan seperti operasi pasar ini sangat penting dilakukan Pemprov DKI untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan stok pangan di lapangan aman," ujar dia.

August mengatakan, sejumlah harga bahan pangan di wilayah DKI Jakarta yang terpantau naik beberapa antara laun beras, daging, hingga gula dan garam dapur.

Ia menyebut, salah satu contoh harga daging sapi untuk potongan paha belakang di Pasar Petojo Ilir, Gambir, Jakarta Pusat, menyentuh sekitar Rp 170.000 per kilogram.

Menurut August, sebelum harga yang kembali meroket, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) harus mengantisipasi adanya potensi lonjakan harga pangan.

Baca juga: Ada 8 Tersangka Dugaan Korupsi Senilai Rp 236 Miliar, Termasuk Pejabat PT Telkom

"Di tengah Presiden menggalakkan ketahanan pangan, harusnya Pemprov DKI Jakarta sudah maju melangkah," ucap August.

"Selain itu juga harus fokus pada penanaman tanaman produktif, manajemen dan penataan distribusi daging sapi, ayam, telur yang harus terus ditingkatkan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Ungkap Perubahan Tren Penyelundupan Narkoba: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Bea Cukai Ungkap Perubahan Tren Penyelundupan Narkoba: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com