Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Warga Saat Kemarau, Biaya Token Listrik Naik Dua Kali Lipat

Kompas.com - 16/10/2023, 05:22 WIB
Xena Olivia,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim kemarau membuat udara lebih gerah dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Tidak hanya di luar, tetapi juga di dalam rumah.

Sejumlah pengguna air conditioner (AC) mengeluhkan biaya listrik mereka yang lebih besar lantaran adanya peningkatan penggunaan.

Bahkan, ada yang terpaksa merogoh kocek hingga dua kali lipat dari biasanya.

Salah satunya Chrestella (23). Biasanya, dia mengisi token listrik sebesar Rp 50.000 setiap dua sampai tiga minggu. Namun, akhir-akhir ini, listrik yang berjumlah sekitar 3,38 kWH itu hanya bertahan untuk seminggu.

“Sejujurnya iya merasa lebih boros. Jadi gerah banget (akibat kemarau) dan otomatis pasang AC terus,” kata Chrestella saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Minggu (15/10/2023).

Baca juga: Ramai soal Fenomena Dingin di Malam Hari Saat Indonesia Dilanda Suhu Panas, Ini Kata BMKG

Jika sebelumnya dia hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp 100.000 dalam sebulan untuk AC berkekuatan 1 PK, kini dia harus merogoh kocek hingga Rp 150.000.

Hal sama dirasakan oleh Refina (25). Dalam sebulan, umumnya dia membeli token listrik sebesar Rp 200.000 atau sekitar 13 kWH untuk AC-nya yang berkekuatan ½ PK.

Namun, akhir-akhir ini dia merasa listriknya lebih cepat habis.

“Rp 200.000 sebulan kayak enggak cukup. Hampir enggak cukup. Biasanya bulan berakhiran -ber gini tuh hujan. Tapi sekarang lebih sering nyalain AC saking panasnya,” keluh Refina saat ditelepon.

Begitu juga dengan Marco (25). Untuk AC-nya yang berkekuatan 1 PK, biasanya Marco membeli token listrik sebesar Rp 200.000 per bulannya.

Baca juga: BMKG Sebut Suhu Panas RI Bakal Berlangsung Oktober, Menurun November 2023

Marco terkejut saat penggunaan listriknya telah mencapai Rp 100.000 pada minggu pertama bulan Oktober.

“Gue kan selalu mencatat pengeluaran. Bulan lalu, sebagian besar waktu gue di kosan aja. Sebulan Rp 200.000 aja bisa. Sekarang 100.000 seminggu dari tanggal 1-8 Oktober!” celetuk Marco saat dihubungi.

Dia heran dengan pengeluarannya itu. Sebab, tidak ada perubahan pada pola penggunaan mesin pendinginnya itu.

“Gue akui bulan ini panas melulu, ya. Kayak, matiin AC gerah,” keluh dia.

Chrestella, Refina, dan Marco ketiganya berharap agar cuaca semakin membaik dan musim hujan segera datang.

“Harapannya semoga cuacanya pulih lagi deh. Jangan panas banget begitu. Di dalam ruangan dingin banget, bikin (gampang) sakit,” celetuk Chrestella.

“Sekarang beneran butuh hujan saja, karena panas banget,” timpal Refina dan Marco, saling menyetujui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com