Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Pedagang ke Presiden Mendatang, Bisa Kembali Hidupkan Pasar Tradisional

Kompas.com - 24/10/2023, 19:25 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Asni (63), seorang pedagang baju di Pasar Koja Baru, menggantungkan harapan terhadap pemimpin Indonesia yang akan terpilih pada Pemilu 2024 mendatang.

Asni menginginkan Presiden Indonesia mendatang dapat memecahkan masalah sepinya pelanggan di pasar tradisional di tengah gempuran pasar digital.

Oleh karena itu, ia juga berharap pemimpin mendatang turut berperan aktif dalam mempromosikan pasar tradisional.

“Iya gitu harapannya (presiden yang nantinya terpilih turut mempromosikan pasar tradisional),” ucap Asni saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Curhat Pedagang Baju di Pasar Koja: Orang Lewat Saja Enggak Ada

Harapan ini ia sampaikan karena Asni sudah mengalami penurunan pemasukan selama beberapa tahun terakhir.

Pada masa kejayaannya, Asni mengaku pernah membawa pulang Rp 5 juta dalam satu hari.

Namun kini, calon pembeli pun jarang lewat di depan tokonya.

“Ya satu hari ada, Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Ini sekarang, toko saya di depan, benar-benar enggak ada, kosong. Terkadang satu minggu enggak ada,” ujar Asni.

Saat ditanya apakah dia sudah menjual barang dagangannya untuk hari ini, ia mengucap syukur karena ada satu pembeli.

“Pokoknya jauh (perbedaannya). Sesepi-sepinya, dulu itu bisa belanja ke Tanah Abang bisa sekali, dua kali, atau tiga kali. Sekarang, dari lebaran kemarin, belum pernah belanja lagi,” ucap Asni.

Baca juga: Pedagang Tanah Abang Minta E-commerce Ditutup, Mendag: Yang Enggak Adaptasi, Nanti Jadi Komodo

Asni menyebut, menurunnya omzet dan pelanggan di Pasar Koja Baru sudah terjadi pada masa pandemi Covid-19.

“Sebelum virus corona, ada saja yang belanja. Sekarang, enggak, jauh bedanya. Banyak yang tutup,” kata Asni.

Asni menyimpulkan, kondisi Pasar Koja Baru yang kian sepi disebabkan karena masyarakat sudah nyaman berbelanja di berbagai macam e-commerce.

Hal tersebut, kata Asni, membuat masyarakat jadi malas melangkahkan kakinya ke pasar untuk membeli barang.

“Sejak online inilah, kayaknya drop banget. Orang ke pasar saja malas, enggak ada ramai. Ketika orang (calon pembeli) lewat, misalnya kamu, pedagang kelihatan semua (karena saking sepinya), ngeluh semua,” ujar Asni.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com