Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluru Senapan Angin Nyasar di Depok, Polisi: Biasanya untuk Tembak Burung dan Tikus

Kompas.com - 02/11/2023, 20:50 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Peluru nyasar di kecamatan Sukmajaya Depok yang melukai seorang wanita saat akan berbelanja pada Senin (30/10/2023) lalu, disebut berasal dari senapan angin.

Paur Humas Polres Metro Depok Iptu Made Budi mengatakan, biasanya peluru senapan angin yang biasa disebut mimis dipakai untuk menembak burung atau hewan kecil, misalnya tikus.

"Itu senapan angin, peluru mimis, biasanya buat nembak burung, tikus," kata Made saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (2/11/2023).

Adapun peluru senapan angin nyasar itu melukai korban bernama Dian Setyorini (43) di Jalan Raya Proklamasi sekitar pukul 17.15 WIB.SPBU

Baca juga: Wanita di Depok Kena Peluru Senapan Angin Nyasar hingga Wajahnya Terluka

Tepatnya ketika motor yang dikendarai korban bersama suaminya melewati area antara toko buku intermedia dan SPBU. Tiba-tiba terdengarlah suara dentuman besar.

"Itu antara Intermedia-pom bensin ada dentuman kencang, 'bemm'. Daerah sini (pipi) itu bergetar semua gitu, akhirnya aku pegang," ujar Dian saat ditemui di kediamannya, Kamis.

Namun, karena tidak terasa sakit, Dian dan suaminya pun tetap berkendara seperti biasa. Tapi, karena penasaran akan bunyi dentuman tersebut, Dian dan suaminya berhenti menepikan motor sebentar.

Baca juga: Pipi Kena Peluru Nyasar, Korban: Enggak Terasa Sakit, tapi Tiba-tiba Berdarah

"Nah suami tanya, 'Dengar bunyi dentuman enggak tadi, bu?'. 'Iya, apaan ya pak?'" kata Dian mengungkap percakapannya bersama sang suami.

Ketika menepi, Dian pun melihat kaca spion motor. Dia langsung kaget mendapati pipi kirinya sudah mengucurkan darah.

"Coba kita berhenti dulu, berhenti itu sebelah toko Pandan Bakery. Pas aku lihat ke spion motor, peluru sudah nancap di sebelah pipi, sudah ada darahnya," ucap Dian lagi.

Baca juga: Kondisi Korban Peluru Nyasar di Depok, Pipi Kiri Bolong hingga Dijahit

Setelah melihat pipinya terluka, Dian bersama suaminya langsung bergegas menuju Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah (HGA) agar segera ditangani medis.

"Aku kaget. Langsung nangis balik ke rumah kasih tahu orangtua langsung ke HGA. Langsung ditangani, dikeluarkan (peluru) itu, ada setengah jam. Ya sudah itu dijahit dua jahitan," ungkap Dian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com