Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesulitan Dapat Kerja, Pasutri Paruh Baya Berharap Batas Usia Tak Jadi Syarat dalam Lowongan Pekerjaan

Kompas.com - 30/11/2023, 11:50 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang pelamar kerja bernama Dini (42) mengeluhkan salah satu syarat yang sering ada dalam sebuah lowongan pekerjaan, yakni batas usia maksimal.

Dini mengaku syarat tersebut membuat ia dan suaminya, Supono (48) yang sama-sama berusia lebih dari 40 tahun begitu sulit mendapatkan pekerjaan.

"Susah sekali, ya (mendapat pekerjaan). Kebanyakan butuhnya untuk (maksimal) usia 35 tahun. Kayak kami S1 tapi sudah 40 tahun ke atas, enggak ada lowongan," keluh Dini saat mengikuti Bursa Kerja di ITC Depok, Rabu (29/11/2023) siang.

Baca juga: Kisah Pasutri Paruh Baya Berjuang Bersama Mencari Kerja di Job Fair Depok

Dini mengaku bahwa dirinya merupakan alumni jurusan Manajemen Informatika tahun 1999. Ia sudah memiliki pengalaman pekerjaan puluhan tahun di sebuah perusahaan.

Sementara itu, sang suami yang merupakan alumni Teknik Informatika tahun 1995 juga punya pengalaman pekerjaan di beberapa perusahaan, salah satunya perusahaan IT.

"Pengalaman sudah 20 tahun lebih, saya pernah di Sanyo, bapak juga kerjanya dulu di IT company," kata Dini.

Lantaran merasa begitu sulit mendapatkan kerja, Dini dan Supono berharap pemerintah bersama pengusaha di Indonesia bisa lebih memerhatikan syarat lamaran agar lebih manusiawi lagi.

Keduanya ingin batas usia tak menjadi syarat dalam mendapatkan pekerjaan selagi masih produktif.

"Kami ini masih produktif, memang usia sudah 40-an tahun. Ya berharapnya ada lebih banyak perusahaan yang kasih kesempatan kerja untuk orangtua seperti saya dan suami. Kami mampu kok, cuma lowongan saja jarang yang ada," ucap Dini.

Baca juga: Cerita Dini dan Supono, Gigih Mencari Kerja di Usia Paruh Baya demi Anak Semata Wayangnya

Adapun Dini bercerita bahwa ia dan suaminya adalah korban pengurangan tenaga kerja akibat pandemi Covid-19 pada 2020 silam.

Sebelumnya, mereka pernah bekerja di tour and travel agent umroh. Tapi kini kedua orangtua itu harus serabutan pasca dirumahkan tiga tahun lalu.

"Kami imbas dari Covid, pengurangan karyawan, sampai sekarang belum dapat kerja. Kami lagi enggak ada pekerjaan sama sekali," kata ibu satu anak itu.

Untuk memenuhi kehidupan keluarga, saat ini Dini berjualan jajanan anak. Sementara suaminya menjadi pedagang kopi keliling di depan kantor Balaikota Depok.

"Saya ya jualan ciki-ciki. Bapak jualannya kopi keliling pakai sepeda, dari pukul enam sore sampai pulangnya jam dua atau jam tiga subuh sampai rumah," ucap wanita asal Yogyakarta itu

Sebagai informasi, Dini dan suaminya sama-sama mengikuti Bursa Kerja Depok di ITC Depok, Rabu (29/11/2023) siang.

Meski usia mereka berdua terpaut jauh dari para pelamar yang didominasi anak muda, Dini dan Supono tak putus asa.

Baca juga: Susahnya Cari Kerja di Ibu Kota: Gelar Sarjana Dirasa Tak Cukup, Ratusan Kali Melamar Tak Juga Diterima

Sebab, ada tanggung jawab besar sebagai orangtua diemban keduanya, yakni membiayai pendidikan anak semata wayang mereka dan memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Karena kan anak mau masuk SMP, pendapatan saya dan suami belum ada yang pasti, makanya siapa tahu saja rejeki di sini," tutur Dini.

(Tim Redaksi: Wasti Samaria Simangunsong, Irfan Maullana, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com