Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susahnya Cari Kerja di Ibu Kota: Gelar Sarjana Dirasa Tak Cukup, Ratusan Kali Melamar Tak Juga Diterima

Kompas.com - 03/07/2023, 17:37 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencari kerja di Ibu Kota menjadi hal yang dituju banyak orang guna mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan.

Namun, usaha dalam mencari pekerjaan di Ibu Kota dirasa begitu sulit oleh banyak job seeker alias para pencari kerja.

Sekalipun ada event job fair atau bursa kerja di sejumlah kawasan Ibu Kota, itu pun tidak menjamin para pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan.

Berdasarkan catatan Kompas.com, berikut ini adalah beberapa cerita dari sejumlah masyarakat yang mengaku kesulitan dalam mencari kerja di Ibu Kota.

Baca juga: Susah Banget Cari Kerja di Jakarta, Gelar Sarjana kayaknya Tak Cukup buat Kerja Kantoran

Gelar sarjana tak cukup

Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Adam (27) mengeluhkan susahnya mencari kerja di Jakarta.

Pria yang memiliki gelar Sarjana Sosial itu sudah setahun ke belakang mengadu nasib di jalanan.

 

Adam bukannya tak berusaha dan kerja keras. Ia mengaku sudah menaruh lamaran di puluhan perusahaan, tetapi tidak ada satu pun yang menerimanya untuk bekerja.

"Susah banget cari kerja di Jakarta. Gelar sarjana saja kayaknya tidak cukup untuk memuluskan jalan sebagai pekerja kantoran," ujar Adam di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2023).

Sebagai anak Betawi asli, Adam tak menampik bahwa dirinya merasa malu karena tidak memiliki pekerjaan tetap dan jelas.

Baca juga: Bahri Modal Nekat Merantau dari Madura ke Jakarta, Satu Tahun Pertama Terseok-seok Cari Kerja

Sebab, mayoritas sanak saudaranya, terutama yang seumuran, telah memiliki pekerjaan tetap.

"Kadang malu sama orangtua. Sepupu sudah punya pekerjaan tetap semua, tapi saya belum. Apalagi kalau orang Betawi rumahnya dempet-dempetan kan, jadi makin enggak enak, takut dibandingin," beber dia.

Oleh karena itu, Adam tak menafikan perjuangan mencari pekerjaan di Ibu Kota begitu keras.

Terlebih lagi, tak sedikit masyarakat dari luar Jakarta yang ikut mengadu nasib di metropolitan.

"Perjuangan di kota ini lumayan keras, banyak saingan untuk nyari kerja karena orang daerah pada ke sini. Jadi orang asli Jakarta susah nyari kerja di tanah kelahirannya. Tapi enggak apa-apa banyak orang ke sini, itu tandanya saya harus terus meng-upgrade diri," tutur dia.

Sebar 600 lamaran, 20 kali interview, belum diterima

Baca juga: Kisah Perjuangan Nila Mencari Kerja: Sebar 600 Lamaran, 20 Kali Interview, Belum Diterima di Mana Pun

Sulitnya mencari kerja di Jakarta juga dialami oleh Nila (28). Pada November 2022 lalu, Nila bercerita bahwa ia sudah melayangkan 600 lamaran pekerjaan selama enam bulan terakhir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Megapolitan
KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

Megapolitan
Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com