Namun, usaha dalam mencari pekerjaan di Ibu Kota dirasa begitu sulit oleh banyak job seeker alias para pencari kerja.
Sekalipun ada event job fair atau bursa kerja di sejumlah kawasan Ibu Kota, itu pun tidak menjamin para pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan.
Berdasarkan catatan Kompas.com, berikut ini adalah beberapa cerita dari sejumlah masyarakat yang mengaku kesulitan dalam mencari kerja di Ibu Kota.
Gelar sarjana tak cukup
Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Adam (27) mengeluhkan susahnya mencari kerja di Jakarta.
Pria yang memiliki gelar Sarjana Sosial itu sudah setahun ke belakang mengadu nasib di jalanan.
Adam bukannya tak berusaha dan kerja keras. Ia mengaku sudah menaruh lamaran di puluhan perusahaan, tetapi tidak ada satu pun yang menerimanya untuk bekerja.
"Susah banget cari kerja di Jakarta. Gelar sarjana saja kayaknya tidak cukup untuk memuluskan jalan sebagai pekerja kantoran," ujar Adam di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2023).
Sebagai anak Betawi asli, Adam tak menampik bahwa dirinya merasa malu karena tidak memiliki pekerjaan tetap dan jelas.
Sebab, mayoritas sanak saudaranya, terutama yang seumuran, telah memiliki pekerjaan tetap.
"Kadang malu sama orangtua. Sepupu sudah punya pekerjaan tetap semua, tapi saya belum. Apalagi kalau orang Betawi rumahnya dempet-dempetan kan, jadi makin enggak enak, takut dibandingin," beber dia.
Oleh karena itu, Adam tak menafikan perjuangan mencari pekerjaan di Ibu Kota begitu keras.
Terlebih lagi, tak sedikit masyarakat dari luar Jakarta yang ikut mengadu nasib di metropolitan.
"Perjuangan di kota ini lumayan keras, banyak saingan untuk nyari kerja karena orang daerah pada ke sini. Jadi orang asli Jakarta susah nyari kerja di tanah kelahirannya. Tapi enggak apa-apa banyak orang ke sini, itu tandanya saya harus terus meng-upgrade diri," tutur dia.
Sulitnya mencari kerja di Jakarta juga dialami oleh Nila (28). Pada November 2022 lalu, Nila bercerita bahwa ia sudah melayangkan 600 lamaran pekerjaan selama enam bulan terakhir.
"Saya melamar lebih dari 100 lamaran setiap bulannya. Itu saya lakukan selama enam bulan ini," kata Nila di bursa kerja Pemerintah Kota Jakarta Barat di Mall Season City, Kamis (3/11/2022).
Dalam kurun waktu enam bulan tersebut, rasa amat kecewa didapat oleh Nila.
Pasalnya, dari ratusan lamaran yang disebar, ia hanya menerima 20 panggilan kerja.
"Yang dipanggil cuma beberapa. Selama enam bulan ini, cuma dapat panggilan interview 20 kali," ungkap Nila.
Nila melanjutkan, dari 20 interview pekerjaan yang dilakukan, tidak satu pun perusahaan yang memanggilnya lagi untuk bekerja di sana.
"Dari 20 interview, belum ada yang lolos. Cuma dipanggil doang," ungkap dia.
Memiliki banyak cerita perjuangan dalam mencari pekerjaan, Nila mengaku paling kecewa ketika perusahaan tidak memberi kabar terkait penolakan lamaran.
"Sayangnya banyak perusahaan yang tidak memberi kabar kalau telah menolak. Padahal kan pelamar menunggu kabar juga. Seharusnya perusahaan tetap merespon pelamar meskipun bukan respon positif. Sehingga pelamar bisa move on," ungkap Nila.
Bertahun-tahun melamar kerja ke ratusan perusahaan
Nasib tak beruntung dalam mencari pekerjaan juga dialami Wawan, seorang pemuda asal Batu Ceper, Tangerang.
Pada September 2022 lalu, Wawan mengaku bahwa dirinya sudah mendatangi 13 bursa kerja sejak 2017.
"Sejak lulus 2017, saya sudah keluar masuk bursa kerja, ratusan lamaran saya ajukan, termasuk juga via aplikasi lamaran kerja," kata Wawan, saat ditemui di Jakarta Job Fair, di Mal Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (20/9/2022).
Saat itu Wawan sangat berharap bisa mendapat pekerjaan dari bursa kerja. Sebab, dirinya belum pernah mendapat pekerjaan.
"Jujur saja, saya belum pernah keterima kerja selama ini. Untuk menyambung hidup, dulu saya usaha ternak lele sampai narik ojek online," kata Wawan.
(Penulis: Dzaky Nurcahyo, Mita Amalia Hapsari | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina, Kristian Erdianto).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/03/17370541/susahnya-cari-kerja-di-ibu-kota-gelar-sarjana-dirasa-tak-cukup-ratusan