JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita belum mendeteksi adanya kasus mycoplasma pneumoniae atau pneumonia mycoplasma pada anak.
Plt Direktur Medik dan Keperawatan PKIAN sekaligus Konsultan Alergi Imunologi Anak RSAB Harapan Kita dr Endah Citraresmi mengatakan, rumah sakit tempatnya bekerja belum memiliki peralatan penunjang untuk pemeriksaan bakteri tersebut.
"Sampai saat ini belum ada yang positif (mycoplasma pneumoniae). Jadi diagnosis pneumonia saat ini belum sampai detail ke nama mikrobanya," ujar Endah saat dihubungi, Selasa (5/12/2023).
Baca juga: Dokter Ungkap Ada Peningkatan Kasus Pneumonia pada Anak di RSUP Persahabatan
Dia melanjutkan, pihaknya kini telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendeteksi infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae pada pasien.
"Sekarang setelah ada edaran dari Kemenkes, kami bisa bekerja sama dengan Dinkes atau Kemenkes untuk mengirimkan sampelnya," papar Endah.
"Tetapi, penilaiannya masih dengan gejala klinis, laboratorium (jumlah leukosit dan CRP), serta pemeriksaan radiologi," imbuh dia.
Endah menjelaskan bahwa gejala pneumonia mycoplasma antara lain demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, dan lemas.
Baca juga: Dinkes DKI Mendata Anak yang Terinfeksi Pneumonia di Jakarta
"Disertai batuk, dan kemudian sesak. Jarang disertai pilek, ini yang membedakan dari infeksi di saluran napas oleh virus," ungkap dia.
Pasien, nantinya bakal diberikan antibiotik untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati beruhar bahwa pihaknya tengah mendata jumlah anak di Jakarta yang terinfeksi pneumonia mycoplasma.
"Kami di Jakarta kita secara spesifik (masih) menghitung yang mycoplasma ya," kata Ani di kantor DPRD DKI Jakarta, Senin (4/12/2023).
Namun, Ani enggan menjelaskan detail mengenai data anak yang mengidap pneumonia mycoplasma. Di sisi lain, Dinkes DKI disebut akan membuat keterangan lanjutan terkait temuan anak yang terjangkit penyakit itu.
"Nanti kami akan membuat rilis sendiri ya.Sesuai dengan rilis dari Kemenkes kemarin, itu memang ada peningkatan kasus di China," ucap Ani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.