Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Lipat Surat Suara Pemilu 2024, Tinggalkan Kerjaan di Percetakan dan Diupah Lebih Besar

Kompas.com - 02/01/2024, 16:49 WIB
Vincentius Mario,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kegiatan sortir dan lipat surat suara Pemilu 2024 di kantor KPU Jakarta Utara melibatkan warga sekitar. Salah satunya adalah Ngatiyah (58).

Ia rela meninggalkan pekerjaan sehari-harinya sebagai pegawai percetakan di Pasar Nangka, Bungur, Kemayoran, demi melipat kertas surat suara Pemilu 2024.

"Saya dari hari Kamis ikut ini. Kamis, Jumat, Sabtu Minggu. Ini udah hari kelima. Saya sebenarnya kerjanya di percetakan. Lipat buku, buku pelajaran sekolah, dan lainnya," kata Ngatiyah saat ditemui di kantor KPU Jakarta Utara, Selasa (2/1/2024).

Baca juga: KPU Jakut Temukan Ratusan Surat Suara Rusak, Ada yang Robek dan Tak Rapi

Ia tertarik menjadi petugas melipat surat suara Pemilu 2024 karena upahnya lebih besar dibandingkan gajinya sebagai pegawai percetakan.

"Di percetakan agak sepi juga. Makanya saya ke sini. Upahnya lumayanlah, dibandingkan biasanya. Pokoknya lumayan dibanding di sana (percetakan)," ujar Ngatiyah.

"Kalau (percetakan) ramai, saya enggak boleh ke sini. Nanti saya hilang kerjaan juga. Saya kepengin juga kerja di sana juga," lanjut dia.

Nantinya, Ngatiyah ingin menggunakan upahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

"Uangnya nanti buat setoran keluarga lah," ucap dia.

Baca juga: KPU Jakarta Utara Libatkan Masyarakat Sekitar untuk Pelipatan Surat Suara Pemilu 2024

Ia mengaku agak kesulitan saat melipat kertas surat suara Pemilu 2024 yang menurutnya keras.

"Enggak susah. Cuma kadang agak keras. Kadang pakai ulekan buat lipat karena keras," kata dia.

Komisioner KPU Jakarta Utara Divisi Teknis Ibnu Affan mengatakan, proses lipat-sortir surat suara Pemilu 2024 untuk seluruh daerah pemilihan Jakarta Utara ditargetkan selesai dalam 30 hari.

"Kami kan batasannya 30 hari, 30 hari itu Insya Allah selesai semua untuk semua jenis surat suara di dapil Jakarta Utara. Karena rata-rata pekerjanya juga pengalaman semua. Pengalaman yang memang biasa di percetakan. Kecuali, yang kami akomodir dari masyarakat-masyarakat sekitar sini," ujar Ibnu Affan saat ditemui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com