JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria lanjut usia (lansia) berinisial S (78) dianiaya oleh anaknya, JS (32), di Cakung, Jakarta Timur, Senin (22/1/2024) sore.
Saksi Hana (21) mengungkapkan, S dianiaya oleh putranya saat sedang berjalan-jalan di sekitar permukimannya.
"Bapaknya didorong, tangannya sampai luka karena kecakar atau gimana. Bapaknya nunjukkin tangannya berdarah. Anaknya bilang, 'Bodo amat! Ayo pulang!'" ujar Hana di Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024).
Penganiayaan bermula saat JS menemukan ayahnya sedang melintas di gang tempat Hana bermukim.
Baca juga: Ibu yang Diduga Dianiaya Anak Kandung karena Ambil Gorengan Sempat Dicegah untuk Lapor Polisi
Sekitar pukul 15.00 WIB, S yang baru saja bertegur sapa dengan Hana dan warga lainnya langsung dihampiri oleh JS.
JS menyuruh S untuk pulang. Kala itu, suaranya masih pelan meski cara bicaranya tegas.
Lansia itu kemudian menjawab bahwa dia ingin mengunjungi rumah adiknya dan akan pulang nanti. Namun, JS terus memaksa ayahnya untuk pulang.
"Nah, awalnya (tegurannya) pelan. Kok lama-lama teriak-teriak. (Korban) Didorong-dorong sampai ke tempat yang ada motor terparkir," kata Hana.
Baca juga: Tinggal di Lapak, Lansia yang Tewas Tertimpa Tembok SPBU Tebet Hanya Mampu Mengontrak Saat Lebaran
S didorong-dorong oleh anaknya sejauh sekitar dua meter dari tempatnya berdiri, yakni dekat sebuah tiang listrik.
Saat didorong ke arah motor, S berpegangan pada jok motor itu. Ia menopang dirinya karena salah satu kakinya sedang pincang.
Hana menuturkan, JS masih menyuruh S untuk pulang dengan nada tinggi. Ia terus menyuruh ayahnya untuk lekas beranjak dari lokasi itu tanpa menghiraukan kondisi kaki S.
"Dijawab sama bapaknya, 'Iya sebentar, pelan-pelan. Nanti pulangnya sama kamu'. Anaknya ngomong lagi, 'Ya udah pulangnya sama gua! Sekarang!' Bapaknya jawab, 'Iya sebentar'," ucap Hana.
Baca juga: Gara-gara Warisan, Ayah Dianiaya dan Kasurnya Dibakar oleh Sang Anak
JS kembali mendorong S hingga tangan korban terluka dan berdarah. Namun, JS tidak peduli.
S menuruti perintah anaknya. Ia berjalan secara perlahan sambil menopang tubuhnya pada setang motor.
"Bapaknya pegangan setang motor. Mungkin anaknya enggak sabaran, langsung dipukul bapaknya sampai jatuh. Kami kaget," ungkap Hana.