Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Hadiri Kampanye PSI, Warga Berangkat Pagi-pagi dari Desa Tanah Merah ke Kupang

Kompas.com - 31/01/2024, 15:34 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Seorang warga asal Desa Tanah Merah bernama Novi Mdatu (31) berangkat pagi-pagi dari rumahnya untuk menghadiri kampanye Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kota Kupang pada Rabu (31/1/2024).

Novi bersama saudaranya bertolak dari Desa Tanah Merah ke Kota Kupang dengan mengendari sepeda motor.

Padahal, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep baru mulai berbicara di atas panggung pukul 11.49 WITA.

“Saya dari Desa Tanah Merah. (Di sini) dari jam 08.00 WITA untuk mendukung PSI,” ucap Novi saat ditemui di sela-sela kampanye PSI di Lapangan Sitarda Lasiana, Jalan Timor Raya, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (31/1/2024).

Baca juga: Kampanye di Kupang, Kaesang: Terima Kasih Warga NTT yang Selalu Dukung Pak Jokowi Selama 2 Periode

“Tadi, ke sini sama kakak nona, naik motor. Iya, hanya dua orang saja,” kata Novi.

Novi mengaku memang selalu menghadiri acara PSI di NTT jika ada kesempatan dan jaraknya terjangkau dari Desa Tanah Merah.

“Saya (memang) sudah fans sama Bapak Jokowi toh, jadi saya cinta PSI, sudah lama, dari PSI terbentuk,” ujar Novi.

Untuk hadir dalam acara ini, Novi menggunakan kaos berwarna putih bergambar wajah Kaesang dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Pada kaos berlengan pendek tersebut tertulis, “PSI Partai Jokowi, Kaesang Pangarep Ketua Umum DPP PSI.”

Dalam kesempatan ini, Novi meminta tolong kepada Kaesang agar mengatasi minimnya lapangan pekerjaan bagi anak muda di NTT.

Baca juga: Senangnya Pemilik Warung Pinggir Jalan di Pontianak Saat Disambangi Kaesang dan Erina Gudono...

“Untuk Kakak Kaesang, kami anak muda, susah dengan lapangan pekerjaan. Jadi, tolonglah kami untuk dengan lapangan pekerjaan,” kata Novi.

Dia yang bertempat tinggal di Desa Tanah Merah ini merinci sesulit apa mencari pekerjaan bagi anak muda di NTT, khususnya Kabupaten Kupang.

“Pekerjaan ini kan kadang-kadang, biasanya yang untuk anak muda, harus punya ijazah dan segala macam. Bagi kami yang tidak punya ijazah, kami setengah mati,” ujar Novi.

Novi mengaku tidak mempunyai ijazah. Pendidikan terakhirnya hanya Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut alasannya tidak melanjutkan pendidikan, entah itu keterbatasan ekonomi atau lain hal.

“(Saya sekarang) Kerja, tapi serabutan. Selain bekerja, beta di rumah sebagai ibu rumah tangga,” imbuh Novi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com