Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Caleg Depresi Setelah Pemilu 2024, RSJ Islam Klender Siapkan Puluhan Kamar Rawat Inap

Kompas.com - 14/02/2024, 05:30 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Islam Klender di Duren Sawit, Jakarta Timur, siap menerima calon anggota legislatif (caleg) yang mengalami depresi karena kalah pada Pemilu 2024.

Direktur Utama (Dirut) RSJ Islam Klender Dr Prasila Darwin SpKJ mengatakan, pihaknya menyediakan puluhan kamar rawat inap.

"Kamar kami ada 34, tapi kalau misal (membutuhkan) kondisi khusus, ada enam kamar yang bisa dipakai. Disesuaikan dengan kebutuhannya bagaimana," ujar dia saat dihubungi, Selasa (13/2/2024).

Baca juga: RSU Tangsel Siagakan 3 Dokter Jiwa untuk Tangani Caleg Stres karena Kalah Pemilu 2024

Setiap kamar maksimal dapat diisi oleh dua pasien. Prasila menuturkan, pihaknya akan menyesuaikan kebutuhan kamar dengan kondisi caleg yang mengalami depresi.

Caleg yang merasakan gangguan depresi ringan, seperti sulit tidur atau cemas, dapat menghubungi RSJ Islam Klender untuk mendaftar berobat.

Jika menggunakan BPJS, pasien perlu meminta rujukan dari faskes tingkat pertama untuk rawat jalan. Sementara itu, untuk kondisi darurat, pasien bisa segera ditangani tanpa rujukan.

"Yang melakukan asesmen adalah psikiater, untuk mengetahui dulu kebutuhan pasien seperti apa. Nanti lanjut apakah butuh bantuan dari psikolog juga atau tidak," terang Prasila.

Baca juga: Dinkes DKI Siapkan Psikolog di 25 Puskesmas di Jakarta untuk Layani Caleg Gagal

Melalui asesmen itu, dapat diketahui apakah para caleg mengalami gejala depresi ringan atau berat. Jika depresi ringan, mereka umumnya hanya perlu konseling.

Untuk kondisi tertentu, misalnya cemas atau sulit tidur, pasien dapat melakukan rawat jalan dengan mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan.

"Kalau rawat inap untuk kondisi-kondisi yang membahayakan diri sendiri, misalnya tidak mau makan, tidak tidur, dan mulai mengganggu orang lain seperti marah atau mengamuk," ujar Prasila.

Baca juga: Kadinkes DKI: Sering Terjadi, Peserta Pemilu Stres karena Gagal Terpilih

Namun, pengidap gejala depresi ringan juga bisa meminta untuk dirawat inap.

"Misal, di rumah banyak orang yang bertanya ke dia (soal kegagalan di Pemilu 2024) dan membuatnya tambah stres, mereka bisa dirawat inap. Itu tidak apa-apa, tergantung pasien. Jadi, tidak menutup kemungkinan yang rawat jalan juga dirawat inap," papar dia.

Durasi perawatan pasien rawat inap yakni satu pekan. Namun, durasi pastinya tergantung kondisi pasien dan penanganan para dokter.

"Kalau sudah tenang, empat hari (rawat inap) juga bisa. Yang kondisinya (membaik) agak cepat, respons pengobatannya baik, bisa saja dirawat inap hanya empat sampai tujuh hari," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com