Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Naik 4 Kali dalam Sebulan, Pemilik Warung Nasi: Pusing Banget!

Kompas.com - 19/02/2024, 17:37 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemilik warung nasi di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat, Nung (38), mengeluhkan harga beras yang terus mengalami kenaikan.

Dalam sebulan, kenaikan harga beras di daerahnya sudah empat kali terjadi.

"Saya biasa beli beras petruk. Sekarang harganya Rp 14.500, naik empat kali dalam sebulan ini. Terakhir saya beli itu Rp 13.000," ujar Nung saat berbincang dengan Kompas.com. Senin (19/2/2024).

Warung Nung sendiri membutuhkan 10 liter beras per harinya. Ia pun mesti merogoh kocek Rp 145.000 untuk modal membeli beras.

Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Beras Pasar Rawasari: Harga Tinggi, tetapi Warnanya Coklat!

"Kalau begini, saya bukan berkeberatan lagi, ini sudah pusing banget," lanjut dia.

Nung tidak mengetahui persis apa penyebab harga beras terus merangkak naik. Tetapi, ia mendengar dari pedagang bahwa lonjakan harga ini disebabkan memasuki hari pemilihan umum.

Ia juga mendengar kenaikan harga beras akan bertahan hingga bulan ramadhan tiba.

Nung menambahkan, dirinya sempat melakukan survei harga beras ke beberapa tempat selain di Pasar Kemiri, tempat biasa ia membeli beras. Salah satunya di D'Mall Depok.

Baca juga: Rosmini Terinspirasi Kunjungan Jokowi ke Pasar Induk Beras Cipinang: Kenapa Enggak Coba Beli di Sini Saja...

"Katanya di D'Mall harga berasnya lebih murah, tapi ternyata sama saja," ujar Nung.

Selain beras, wanita yang berjualan nasi sejak 2018 itu juga mengeluhkan kenaikan harga bahan pangan lainnya, yakni tomat, telur ayam, dan cabai.

"Dulu, tomat itu Rp 10.000 bisa dapat satu kilogram. Sekarang bisa sampai Rp 18.000-Rp 19.000. Padahal tomat itu buat sambal. Sambal di saya kan gratis. Jadi kalau bisa modalnya jangan gede-gede," ujar Nung.

Sebagai rakyat kecil, Nung pun berharap pemerintah mampu menekan harga pangan hingga terjangkau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com