JAKARTA, KOMPAS.com - Berkurangnya suplai membuat harga beras lokal melonjak, seperti yang terjadi di Pasar Klender SS, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan, suplai berkurang karena ada pergeseran jadwal penanaman padi.
"Kan mestinya September, Oktober, dan November, sudah hujan. Ini hujannya baru (terjadi). Jadi, tanamnya bukan geser waktu, ini pindah," tutur dia usai menyidak pasar itu, Senin (26/2/2024).
Biasanya, para petani menanam padi pada Agustus dan September. Kemudian, periode saat ini adalah waktunya panen.
Baca juga: Mendag Zulhas Harap Masyarakat Bisa Beli Beras Alternatif
Namun, periode tanam meleset karena faktor cuaca. Sehingga panen diprediksi paling cepat terjadi pada Maret, Mei, dan Juni.
"Bulan depan paling baru sebagian panen. Kalau itu (beras lokal) terus yang dicari, pasti harganya naik terus. Barangnya kan terbatas karena belum panen," terang Zulkifli.
Dengan kata lain, tingginya harga beras lokal bisa bertahan sampai beberapa waktu ke depan jika permintaan tak kunjung turun.
Pasalnya, masih ada masyarakat yang lebih cocok dengan beras lokal karena rasanya disebut berbeda dan lebih nikmat.
Baca juga: Tak Cuma Beras, Harga Telur Ayam di Pasar Klender SS Cakung Ikut Naik
Ada pula yang sudah biasa mengonsumsi beras lokal tertentu, misalnya beras Solok dan beras Cianjur.
Jika tidak mencoba beralih ke beras alternatif, Zulkifli menyebut bahwa harga beras lokal bakal susah turun di tengah suplai yang tidak memadai.
"Risikonya, yang premium lokal akan naik terus," ujar dia.
Oleh karena itu, imbuh Zulkifli, masyarakat diharap bisa beralih ke beras alternatif sembari menunggu waktu panen tiba.
Baca juga: Beras Mahal dan Residu Politik Pilpres 2024
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.