Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Ibunya, Korban Perundungan SMA di Serpong: Mereka yang Salah, Kenapa Aku Harus Pindah?

Kompas.com - 01/03/2024, 19:59 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Korban perundungan SMA swasta di Serpong berinisial A (17) bertanya kepada ibunya, W (44), mengapa banyak yang menyarankan kepada dia untuk pindah sekolah.

Padahal, A adalah korban dan dia merasa tidak bersalah atas kasus perundungan ini. 

“Sebenarnya dia bilang, ‘aku mau sekolah, tapi kenapa aku tuh kan banyak yang menyarankan pindah sekolah’, gitu. Dia bilang, ‘pindah sekolah itu akan memperparah’,” ucap W di Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (1/3/2024).

Baca juga: Luka Korban Perundungan di SMA Serpong Membaik, tapi Mental Drop karena Dihujat

“Karena bakalan ada orang yang tanya terus soal kejadian itu kan. ‘Nanti bagaimana?’. Akhirnya dia memutuskan, ‘apa harus aku yang pindah? Ya aku enggak mau. Mereka yang salah, kenapa harus aku yang pindah?’” ujar W melanjutkan.

Oleh karena itu, kata W, A memutuskan untuk bertahan. Kendati demikian, korban meminta satu permintaan kepada ibundanya.

“(Dia bilang), ‘Ya aku harus hadapi. Aku mau sekolah, asalkan mereka enggak ada di situ,’, dia jawabnya seperti itu,” ungkap W.

Di sisi lain, W mengaku telah mendapatkan surat elektronik dari pihak sekolah mengenai status para pelaku yang terlibat perundungan terhadap anaknya.

Baca juga: Curhat Ibu Korban Perundungan SMA di Serpong: Anak Tutup Diri dan Sering Menangis

W mengatakan, surat elektronik tersebut juga didapatkan setiap orangtua yang anaknya bersekolah di SMA tersebut.

“Itu orangtua di-email ya, saya sudah mendapatkan email-nya. Kalau statement dari Binus, sudah dikeluarkan. Katanya, mereka itu sudah tidak menjadi keluarga Binus lagi,” imbuh W.

Kendati demikian, ungkap W, orangtua yang anaknya terlihat dalam dugaan tindak pidana ini diberikan pilihan oleh pihak sekolah.

“Beberapa orang tua dikasih pilihan, mengundurkan diri atau drop out (DO). Masalah mengundurkan diri atau DO siapa saja, saya enggak tahu,” kata W.

Meski begitu, W tidak mengharapkan apa pun dari pihak sekolah. Dia tetap mengikuti sesuai prosedur yang berlaku.

Baca juga: Tak Terima Diadukan ke Saudara Korban, Siswa SMA di Serpong Lakukan Bullying untuk Kedua Kalinya

Sementara itu, beberapa hari yang lalu, W sempat dipanggil oleh pihak sekolah untuk berbicara mengenai nasib A di tempat pendidikan tersebut.

“Karena, memang, dari sekolahnya sendiri, sebelum kasusnya selesai, tidak diizinkan untuk masuk sekolah dan akan disiapkan beberapa program seperti tips layaknya WFH. Itu sudah dipersiapkan dan dimulai kemarin,” pungkas W.

Untuk diketahui, Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan menetapkan E (18), R (18), J (18), dan G (18) sebagai tersangka atas kasus perundungan terhadap A, Jumat (1/3/2/2024).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com