Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Kompas.com - 26/04/2024, 18:41 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, Imron Buchari, mengaku pernah mengikuti penyuluhan soal penanganan maraknya tawuran di Kecamatan Johar Baru.

Dalam kesempatan beberapa tahun lalu tersebut, kata Imron, pembicara menyampaikan kepada ketua RT, ketua RW, dan orangtua agar lebih memperhatikan pola kehidupan anak-anak, salah satunya menyuruh mereka tidur pada pukul 22.00 WIB.

Setelah penyuluhan tersebut selesai, Imron menyarankan agar pembicara datang langsung untuk melihat lingkungan permukiman RW 12.

“Saya bilang. 'Bu, kalau bicara rumahnya komplek, enak. Coba datang ke tempat kami, di RW 12, lihat realitanya’” ujar Imron saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (25/4/2024).

Baca juga: Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Di lain waktu, Imron mendampingi sang pembicara untuk melihat kondisi permukiman RW 12. Dalam kesempatan tersebut, kata dia, pembicara langsung tertegun.

“Akhirnya dia merasa, 'Waduh, ini di luar kemampuan saya Pak RW'. Nah, ini yang terjadi. Kalau ini diterapkan, saya juga sebagai orangtua juga mau, 'Ayo waktunya tidur, masuk-masuk'. Tapi, enggak sesuai dengan situasi dan kondisi kan,” kata dia.

Imron menjelaskan, sejumlah warga RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi menerapkan sistem tidur secara bergantian yang disepakati anggota keluarga masing-masing.

Baca juga: Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Sistem tersebut terpaksa diterapkan karena hunian yang tidak layak dan sempit dengan ukuran bervariasi, salah satunya dua kali tiga meter.

“(Satu rumah bisa) tiga keluarga. Ada cucu, nenek, anak. Kalau tidur, ya itu, memanfaatkan di mana tempat berteduh. Umpamanya, dia usaha, terus ada warung, ya merangkap jadi tempat hunian juga,” ungkap Imron.

“Iya, gantian. Itulah, sudah rahasia umum lagi di sini, (tidur) sif-sifan. Ini di tempat balai warga kami, kalau malam penuh dengan orang yang tidur,” ujar Imron.

Dia tidak bisa berbuat banyak dan memaklumi. Katanya, daripada bergerombol tidak jelas saat malam hari, lebih baik berkumpul di balai warga agar terkontrol dengan baik.

Baca juga: Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

“Makanya tadi banyak yang tiduran kan? Habis mau gimana. Ini kasihan juga. Kadang juga ada anak-anak tidur di sini. (Kayak yang di belakang ini, sedang tidur), iya, dia supir bajaj, warga sini juga.

Misalnya malam ibu sama cucu, sama kakek, anak-anaknya pada keluar, gantian,” ungkap Imron.

Sebagai Ketua RW, Imron melihat banyak hunian warga yang tidak layak, baik area permukiman maupun tempat tinggal.

“Ventilasi udara, tidak memadai, tertutup dan (bangunannya) padat merayap. Dalam satu rumah, ukurannya tiga kali dua meter, tetapi dihuni oleh tiga keluarga. Kita bisa membayangkan, ini yang terjadi. Sehingga yang terjadi, tidurnya bergantian,” tutur Imron.

Baca juga: Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com