JAKARTA, KOMPAS.com - Kecemasan menjadi salah satu dari empat faktor risiko utama seorang anggota polisi dapat berpikir singkat untuk mengakhiri hidupnya.
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menuturkan, kecemasan dapat berasal dari tekanan batin yang dirasakan para anggota.
"Bisa dibayangkan beban berat yang harus mereka lakukan, seperti melayani masyarakat," kata Reza kepada Kompas.com, Selasa (30/4/2024).
Sama dengan bidang pekerjaan lainnya, polisi bakal bertemu dengan masyarakat dari beragam latar belakang dan watak.
Kendati demikian, apa yang dihadapi polisi dapat dikatakan lebih "luar biasa" daripada bidang pekerjaan lainnya.
Baca juga: Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...
Mereka menghadapi beragam kasus kriminal, seperti misalnya pencurian kendaraan, pembobolan rumah, pembunuhan, bahkan pencabulan.
"Kemudian menjadi tulang punggung keluarga, dan melaksanakan tugas-tugas organisasi dan tugas ekstra non-organisasi," ujar Reza.
"Itu akan mendatangkan tekanan batin yang luar biasa. Kemudian penugasan di sana dan di sini, persaingan dengan korps lain, dan lain-lain. Itu akan melipatgandakan beban batin personel polisi," lanjut dia.
Oleh karena itu, Reza mengimbau agar anggota polisi tidak hanya diperhatikan pada kondisi fisik saja.
Baca juga: Anggota Polisi Bunuh Diri di Depan Adik akibat Depresi Terlilit Utang
Mereka seharusnya diberi perhatian ekstra terhadap kesehatan mental.
"Perlu ada perhatian ekstra terhadap kesehatan mental. Kita bisa bayangkan beban yang harus mereka lakukan," ucap dia.
Selain faktor kecemasan, ada pula faktor depresi, penyalahgunaan narkoba, dan mengonsumsi minuman keras (miras).
Sebelumnya, Brigadir RAT ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Alphard yang terparkir di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024) sore.
Ia merupakan seorang anggota Satlantas Polresta Manado.
Baca juga: Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri
Korban mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan pistol ke arah kepalanya.
Peluru yang ditembakkan kemudian menembus pelipis kepala bagian kanan menuju pelipis kiri.
Peluru yang berasal dari senpi berjenis HS dengan kaliber 9 milimeter itu kemudian membuat bagian atap mobil berlubang.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes (Pol) Ade Rahmat Idnal mengatakan, RAT bunuh diri diduga karena ada masalah pribadi.
Namun, Ade enggan berspekulasi lebih jauh. Dia masih menunggu Unit Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Selatan yang masih menyelidiki kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.