Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Kompas.com - 08/05/2024, 07:57 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) langsung histeris usai menerima kabar putra mereka tewas di tangan seniornya sendiri yang bernama Tegar Rafi Sanjaya (21), Jumat (3/5/2024).

Sepupu Putu, Satya (20), bercerita bahwa keluarganya pertama kali mendapatkan kabar duka melalui sambungan telepon.

"Itu hari Jumat, 3 Mei jam 10-an kalau enggak salah (menerima kabar duka). Ibu saya dapat telepon dari ayahnya Putu, tiba-tiba langsung histeris," kata Satya ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (7/5/2024).

Ibunda Satya terus menangis usai mendapat kabar duka itu.

Baca juga: Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Satya terkejut dan tak bisa berkata apa-apa saat mengetahui sepupunya meninggal akibat dianiaya senior.

Tak lama kemudian beberapa orang keluarga Putu langsung terbang ke Jakarta dan menjemput jenazah.

Pihak keluarga juga langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Jakarta Utara. Usai menerima  laporan, pihak kepolisian langsung bergerak cepat ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Sementara jenazah Putu dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk melakukan visum.

Baca juga: Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Usai divisum, keluarga membawa pulang jenazah Putu ke Bali pada Minggu, (5/5/2024).

Sampai hari ini, jenazah Putu belum dikebumikan dan masih dititipkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung Bali.

Keluarga tak kuat menahan kesedihan karena jenazah Putu berada di rumah selama berhari-hari makanya dititipkan di RSUD Klungkung.

"Belum (dikremasi), jenazah masih dititip di RSUD Klungkung, ibunya perawat di sana. Alasan dititip biar enggak beban mental karena kelamaan di rumah, apalagi penyebab meninggalnya tragis," sambung Satya.

Baca juga: Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Rencananya, Putu akan dikebumikan dengan upacara ngaben pada Jumat (10/5/2024) mendatang.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Putu tewas usai mendapat tindak kekerasan dari Tegar.

Tegar memukul bagian ulu hati Putu sebanyak lima kali sampai terkapar dan lemas.

Fatalnya lagi, saat lemas Tegar menarik lidah Putu dengan maksud menolong. Namun, tindakan itu justru membuat jalur pernapasan Putu tertutup dan tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com