JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Reserse Kriminalisasi Khusus (Wadirreskrimsus) Polda Metro Jaya AKBP Hendri Umar mengatakan, video pornografi anak yang dijual di Telegram berasal dari Indonesia dan luar negeri.
"Untuk para korban, memang kami klasifikasikan menjadi dua. Yang pertama berasal dari Indonesia, kemudian ada juga dari negara asing,” kata dia saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (31/5/2024).
Hendri mengungkapkan, setidaknya ada tiga negara asing yang telah diidentifikasi.
Baca juga: Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram
“Ada beberapa yang diduga warga negara asing, yaitu dari Cina, Taiwan, hingga Singapura. Tapi, karena video yang kami temukan cukup banyak, kami mohon waktu untuk melakukan proses pendalaman,” tutur dia.
Di lain sisi, karena tersangka Deky Yanto (25) hanya mengunduh video-video tersebut dari media sosial, polisi akan mencari tahu siapa produsen dibalik semua ini.
Kemudian, untuk video yang berasal dari luar negeri, polisi akan menjalin kerja sama dengan berbagai platform media sosial supaya bisa dilacak siapa yang pertama kali menyebarkan konten tak bermoral tersebut.
“Untuk mencari tahu dari mana video yang menggambarkan anak-anak dari negara luar, kami akan menjalin kerja sama dengan kepolisian di negara yang dimaksud dan nanti dilakukan melalui Divisi Hubungan Internasional Polri atau melalui kerja sama dengan Instagram Twitter, dan Meta,” tutup Hendri.
Sebagai informasi, pengungkapan kasus penyebaran dan penjualan video porno anak yang dilakukan pria bernama Deky Yanto (25) bermula saat Unit IV Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya melakukan patroli siber di media sosial X pada 27 Mei 2024.
Baca juga: Polisi Buru 398 Pelanggan Konten Video Porno Anak yang Diedarkan Deky lewat Telegram
Penyidik lalu menemukan akun X dengan nama akun @balapcan.
Setelah dikroscek, akun X @balapcan ternyata menjual konten video asusila melalui platform Telegram yang memiliki nama channel Real Admin Group.
Penyidik lalu melacak siapa pengelola dibalik akun X @balapcan dan akun Telegram Real Admin Group tersebut.
Kemudian diketahui bahwa Deky tinggal di rumah orangtuanya di kawasan Tarumajaya, Bekasi.
Polisi lalu mendatangi rumah orangtua Deky pada 29 Mei 2024 dan langsung menangkap yang bersangkutan setelah ditemukan sejumlah barang bukti terkait penjualan konten video porno anak.
Baca juga: Deky Edarkan 2.010 Video Porno Anak via Telegram sejak 2022
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.