Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Malaka di Tepi BKT Dibongkar

Kompas.com - 09/12/2009, 07:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembongkaran makam di tempat pemakaman umum atau TPU Malaka, Pondok Kopi, sudah rampung, Selasa (8/12). Makam di tepi kawasan Banjir Kanal Timur dipindahkan meski tanpa disaksikan ahli waris.

Tercatat 100 makam yang dipindahkan ke TPU Kalisari di Pasar Rebo, kemarin. Sebelumnya, 487 makam sudah dipindahkan sejak Oktober.

Kepala Suku Dinas Pemakaman Jakarta Timur Made Sudiartha mengatakan, pemindahan makam yang terkena proyek BKT di TPU Malaka sengaja dilakukan belakangan karena belum ada ahli waris yang menghubungi dinas pemakaman.

”Setelah ditunggu hingga 5 Desember, tetap tidak ada ahli waris yang menghubungi kami, akhirnya pembongkaran makam tetap dilakukan tanpa disaksikan ahli waris,” ujarnya.

Sementara di TPU Cipinang Besar Selatan, kemarin, delapan makam dipindahkan setelah sebelumnya ada 26 makam yang dibongkar. Sepuluh makam lagi akan dipindahkan Rabu (9/12) ini. Semua makam dipindahkan ke TPU Pondok Rangon.

Made mengatakan, pihaknya telah mengumumkan rencana pembongkaran makam di media massa dengan harapan ahli waris bisa menghubungi pemerintah untuk mengurus pemindahan.

Walaupun hingga saat terakhir tidak ada ahli waris yang menghubungi pemerintah, Made mengatakan bahwa identitas jenazah juga dipindahkan ke tempat baru agar memudahkan ahli waris mencari kerabat mereka kelak.

Belum jelas

Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal di sekitar TPU Malaka belum mendapatkan kepastian tentang rencana penggusuran rumah mereka.

Muhayat (60), warga RT 09 RW 03 Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, belum mendapatkan kepastian tentang penggusuran rumahnya. Muhayat tinggal sekitar 5 meter dari bibir jurang BKT dan sekitar 50 meter dari makam yang dibongkar di TPU Malaka.

”Dulu pernah ada pembicaraan antara warga dan pemerintah di kantor kelurahan. Tetapi, saya tidak dapat informasi tentang rencana pemberian ganti rugi,” ucap Muhayat.

Pengukuran tanah juga telah dilakukan oleh petugas dari kelurahan, tetapi belum ada pengukuran resmi dari petugas Badan Pertanahan Nasional. Muhayat berharap pemindahan ini segera dipastikan karena warga mulai resah. Apalagi sejumlah pekerja dan warga ada yang meninggal karena tenggelam ke dasar kanal. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com