Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumantik Sulit Pantau Pemukiman Menteng

Kompas.com - 15/06/2010, 22:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok menakutkan di Jakarta Pusat. Bahkan, sejak enam bulan terakhir tercatat sudah terjadi 1.109 kasus DBD di wilayah itu. Tingginya kasus DBD di Jakarta Pusat selain karena kurangnya kesadaran warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat, juga ditengarai karena sulitnya juru pemantau jentik melakukan pemantauan ke perumahan elite dan perkantoran di wilayah tersebut.

"Meski cukup tinggi, selama enam bulan terakhir belum ada pasien DBD yang meninggal dunia. Selama ini petugas jumantik juga kesulitan jika melakukan pemantauan pemukiman elite di antaranya di kawasan Cempaka Putih dan Menteng,” ujar Angliana Dianawati, Kasudin Kesehatan Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2010).

Selama ini, kata Angliana, penghuni perumahan elite atau mereka yang mendiami perkantoran sulit ditemui sehingga petugas jumantik menemui hambatan dalam memantau ada tidaknya jentik nyamuk. Kendati begitu, upaya pemberantasan nyamuk DBD secara intensif terus dilakukan, salah satunya dengan melakukan pengasapan terhadap wilayah yang terjadi kasus DBD, penaburan bubuk abate, serta pemeriksaan jentik di bak mandi.

Cara ini dinilai cukup ampuh. Terbukti kasus DBD di Jakarta Pusat dalam kurun waktu 3 bulan terakhir terus mengalami penurunan. Pada Maret 324 kasus, April 276 kasus, dan Mei 141 kasus. "Untuk bulan Juni ini baru terjadi 1 kasus,” ungkap Angliana.

Pihaknya mencatat, untuk kasus DBD tertinggi ditempati Kelurahan Johar Baru dengan 63 kasus, Cempaka Putih Barat 58 kasus, Cempaka Putih Timur 67 kasus, Kemayoran 51 kasus, dan Kebon Kosong 50 kasus. Sedangkan 48 kasus lainnya terjadi di Kelurahan Menteng, Cempaka Baru, dan Tanah Tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com