Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semerbak Wanginya, Ramai Bisnisnya

Kompas.com - 30/11/2011, 10:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mawar, krisan, aster, dan anggrek warna-warni bersanding dengan carnation dan gerbera dalam buket-buket indah. Semarak Festival Bunga kembali menyapa Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Selasa (29/11/2011).

Festival yang telah digelar sejak 2009 itu memang dimaksudkan sebagai ajang promosi sentra bunga potong dan tanaman hias terbesar di Indonesia itu. Kali ini festival dimeriahkan dengan kegiatan lomba merangkai bunga, lelang bunga dan tanaman hias, serta kursus gratis merangkai bunga, mengawetkan bunga segar, dan membuat bunga kering.

Beberapa hari terakhir ini para pedagang di Pasar Bunga Rawa Belong sedang tersenyum lebar. Tanggal cantik, 11-11-11 dan 20-11-2011, membuat permintaan bunga melambung dan harganya bisa naik 3-4 kali lipat.

”Satu buket mawar dari harga Rp 30.000 bisa menjadi Rp 100.000. Habis semua bunganya,” kata Tika, salah satu penjual bunga yang berjualan sejak tahun 2005.

Menurut Kepala UPT Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Mulyadi, tanggal cantik itu membawa berkah omzet hingga Rp 15 miliar. Pada hari biasa, omzet di Pasar Bunga Rawa Belong antara Rp 4 miliar dan Rp 6 miliar.

Ada sekitar 400 pedagang yang berjualan bunga di pasar itu. Pada hari-hari tertentu, seperti Hari Kasih Sayang atau Idul Fitri, jumlah pedagang bisa menjadi 600-750 orang. Sedikitnya 1 ton bunga melati dijual di pasar tersebut per hari. Jumlahnya menjadi 5 ton menjelang Idul Fitri.

”Setidaknya ada 30.000 tangkai mawar yang terjual setiap hari di sini. Kalau hari ramai seperti 11-11-11 kemarin, sekitar 80.000-100.000 tangkai yang terjual,” ujar Mulyadi.

Pasar domestik

Pasarnya sebagian besar memang masih pasar domestik. Diharapkan, acara Festival Bunga menjadi salah satu cara menarik minat lebih banyak orang agar membeli bunga di Rawa Belong.

”Bunga diambil dari Malang, Bandung, Ambarawa, dan dijual hingga ke Palembang, Kalimantan, dan Aceh,” kata Mulyadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com