Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris Membiayai Aksi Lewat Bisnis Sampingan

Kompas.com - 11/09/2012, 00:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat terorisme Al Chaidar menganalisis bahwa dana yang diperoleh para terduga teroris berasal dari usaha-usaha sampingan. Para terduga teroris melakukan itu untuk mendapatkan dana agar bisa membiayai aksi-aksi mereka.

"Ada dari usaha-usaha bisnis sampingan. Misalnya usaha kecil, pengobatan tradisional, ada ritel kecil, dan juga bisa dari perampokan," kata Al Chaidar, ketika dihubungi Kompas.com, Senin (10/9/2012).

Para terduga teroris, menurut Chaidar, menjalankan usaha atau bisnis kecil itu sambil membaur bersama masyarakat lain yang ada di permukiman padat di Jakarta. Mereka juga terpencar di wilayah lain di sekitar Ibu Kota. Rata-rata para teroris itu biasanya menetap cukup lama di tempat tinggalnya.

"Kemungkinan juga di daerah lain, seperti Tanjung Priok, Tangerang, Bekasi, dan Bogor. Biasanya di daerah padat penduduk, baik rumah sendiri ataupun kontrakan, untuk menjalankan misi-misi mereka," ujarnya.

Ketika disinggung mengenai penjualan obat-obatan herbal yang menjadi modus pada yayasan yatim piatu tempat terjadinya ledakan dari benda yang diduga sebagai bom di Beji, Depok Jawa Barat, pada Sabtu (8/9/2012) malam, dia mengatakan bahwa hal itu hanya bentuk penyamaran saja. "Itu hanya kamuflase," katanya.

Diberitakan sebelumnya, kasus terkait terorisme belakangan kembali mencuat, dimulai dari ditembakmatinya dua terduga teroris, Farhan dan Muchsin, di Solo pada Jumat (31/8/2012) malam. Tidak hanya itu, rentetan dari mulai penggerebekan, penembakan, sampai ledakan bom yang terkait terorisme belakangan marak terjadi. Pengamat terorisme Al Chaidar meyakini rentetan kasus ini akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan, khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com