Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Tinggal Tulang, Simanjuntak Bukan Bujangan

Kompas.com - 20/11/2012, 12:12 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - ABP Simanjuntak (61), pria yang ditemukan tewas tinggal tulang belulang di kamar tidurnya, diperkirakan bukan seorang bujangan. Ia disebut memiliki isteri yang saat ini tidak diketahui keberadaannya.

"Dia punya isteri tapi enggak tahu tinggalnya di mana sekarang. Kalau punya anak atau tidak, saya tidak tahu persis," kata Haji Alwy (55), Ketua RT 09 RW 03 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (19/11/2012) malam.

Ia menjelaskan, rumah yang didiami oleh almarhum adalah milik orangtuanya, pasangan (alm) Iskandar Simanjuntak dan Frida Boru Siahaan. Dari kartu keluarga yang ditunjukkan Alwy tertera bahwa pasangan Iskandar dan Frida adalah warga pindahan dari Kalibata Pulo, Jakarta Selatan.

"Setahu saya itu rumah orangtuanya. Bapaknya sudah meninggal, kalau ibunya kami tidak tahu di mana dia sekarang," kata Alwy.

Kartu Keluarga tersebut dikeluarkan pada tahun 1990. Namun, belum bisa dipastikan apakah pada tahun itu keluarga yang tercatat dengan keterangan pensiunan PNS itu mulai menetap di rumah mereka di Jalan Siaga 2C No 25A, Pejaten Barat.

Pada KK tersebut, pemilik rumah tercatat bertahun kelahiran 1916. Sedangkan isterinya kelahiran tahun 1925. Keduanya kelahiran Balige, Sumatera Utara.

Walaupun merupakan warga asli setempat, Alwy mengaku tidak mengenal dekat ABP Simanjuntak. Yang cukup dikenalnya adalah ayah almarhum, Iskandar Simanjuntak.

Alwy juga tidak bisa memastikan sejak kapan rumah tersebut berganti penghuni. Hal itu sesuai dengan data pada pihak kepolisian yang menyebutkan almarhum ABP Simanjuntak beralamat di Jalan Mayor Oking Jaya Atmaja, Cibinong, Bogor.

"Saya kurang begitu dekat sama keluarga itu. Saya enggak tahu kapan bapak itu mulai tinggal di situ. Yang pasti, dia sendirian tinggal di situ," kata Alwy.

Ia menduga, almarhum sedang mengidap penyakit tertentu. Akibatnya, ia jarang keluar rumah dan berinteraksi dengan warga sekitar.

Dengan rumah yang dikelilingi pagar tembok setinggi dua meteran dan gerbang besi yang selalu tertutup, kehidupan dan aktivitas almarhum di dalam rumah benar-benar terasing dari warga sekitar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com