Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situ Surilang Nasibmu Kini...

Kompas.com - 27/12/2012, 12:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Situ Surilang adalah satu dari 26 situ di DKI Jakarta yang memiliki fungsi sebagai penampung air saat musim hujan. Tak hanya itu, situ yang berlokasi di Jalan Surilang, Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, itu juga berfungsi sebagai penanggul banjir permukiman warga sekitar. Namun, bagaimana kah nasib Situ Surilang kini?

Pantauan Kompas.com, Kamis (27/12/2012) pagi, kondisi situ itu  cukup memprihatinkan. Berbagai jenis sampah mulai dari plastik hingga sampah rumahan hampir ada di setiap sudut situ.

Di beberapa bagian, tumbuh tanaman eceng gondok serta ilalang, tanaman penyebab utama pendangkalan. Bahkan di antara tanaman liar itu juga dipenuhi oleh sampah. Situ seluas 8.000 meter persegi itu pun bagai empang tak terurus.

Di bagian lainnya, warga tampak memanfaatkan situ sebagai tempat pemancingan. Warga sekitar menggunakan batas jaring seluas sekitar 100 meter persegi untuk tempat pemancingan umum.

Kondisi tersebut kian menambah keruwetan situ. Sukirno (50), warga setempat mengatakan, Situ Surilang adalah situ buatan manusia yang diperuntukkan sebagai penampungan air hujan sekaligus waduk penangkal banjir area sekitar. Alih fungsi lahan itu diinisatori oleh warga sendiri untuk mengantisipasi banjir di masa mendatang.

"Warga sudah ajukan ini menjadi Situ Surilang sejak tahun 2002. Warga sini sudah berpikir jangka waktu 20 tahun kedepan pasti akan banjir, makanya diusulkan pembuatan situ," ujar Sukirno saat ditemui Kompas.com, Kamis pagi.

Pada awalnya, Situ Surilang direncanakan memiliki luas 2,5 hektar. Namun pascainisiatif warga sekitar, Pemerintah Kota Administratif Jakarta Timur baru berhasil membebaskan lahan seluas 8.000 meter persegi. Adapun sisanya terbengkalai hingga penghujung tahun 2012 ini.

Inisiatif warga untuk membangun situ tersebut bukannya tanpa alasan. Pasalnya, Dua RW yang diantaranya terdiri dari lima RT di Kelurahan Kampung Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, memiliki ketinggian yang lebih rendah dari area sekelilingnya. Kondisi tersebut pun berpotensi menyebabkan banjir di masa mendatang.

"Sekarang saja kalau hujan air naik ke jalan. Kalau di sekitar Situ naik, di jalan masuk Surilang pasti sudah sebetis, gimana tahun mendatang," lanjut Sukirno.

Warga setempat ingin agar air hujan yang turun di wilayah sekitar wilayah Surilang ditampung di Situ Surilang terlebih dahulu, kemudian dialirkan melalui sodetan ke Sungai Ciliwung yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari lokasi situ. Meski sodetan telah dibangun, namun kondisi sodetan dianggap warga kian memprihatinkan.

"Lebarnya 1,5 meter sudah gitu nggak terurus, lumpur lama-lama mengendap jadi dangkal. Jadi akan sama saja biar situ sudah dibangun kalau salurannya nggak bener," lanjutnya.

Kesulitan Anggaran Sejak inisiatif pembangunan situ itu diajukan, pemerintah diketahui telah mendatangi lokasi. Namun, kunjungan tersebut tak membuahkan hasil. Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur yang sempat ditemui warga awal 2012 mengaku kesulitan anggaran dalam pembangunan situ.

"Kalau pemerintahnya bilang sulit anggaran, ya kita warga mau bagaimana lagi," ujarnya.

Hingga ini, setumpuk masalah tersebut belum juga diselesaikan. Sementara lahan di Kelurahan Gedong semakin hari semakin padat karena pembangunan permukiman yang kian masif. Di sisi lain, kondisi cuaca semakin ekstrem dengan intensitas hujan yang tinggi dan menumpuk di periode waktu tertentu, yakni akhir tahun.

Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di beberapa media massa cukup membuat gelisah warga sekitar sedikit lega. Pada beberapa kesempatan, sang gubernur kerap menyatakan bahwa anggaran bukanlah masalah, asal rasional dan sesuai fungsinya, berapapun digelontorkan.

"Kami berharap pemerintah benar-benar melanjutkan pembangunan situ ini. Itu saja. Jangan sampai anak-cucu kita ikut susah kaya kakek-neneknya," imbuhnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com