Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: MRT Dibangun, Arus Dialihkan, Pohon Ditebang

Kompas.com - 09/04/2013, 14:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah DKI mengumumkan pemenang lelang tender untuk megaproyek mass rapid transit (MRT), proses akan dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak. Setelah itu, DKI harus mencari alternatif karena akan ada pengalihan lalu lintas dan banyak pohon ditebang akibat pembangunan MRT.

"Kemungkinan besar akan dilakukan pengalihan lalu lintas dengan sistem buka tutup di jalan yang terkena pembangunan MRT. Begitu juga, beberapa pohon akan ditebang akibat pembangunan MRT," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Basuki melanjutkan, saat ini Pemprov DKI bersama PT MRT Jakarta sedang menyiapkan seluruh berkas administrasi yang diperlukan, serta melihat peraturan gubernur (pergub) dan peraturan lainnya yang akan menjadi payung hukum pelaksanaan pembangunan megaproyek transportasi massal berbasis rel tersebut.

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI saat ini juga sedang mempersiapkan finansial pembangunan MRT. Pengumuman pemenang tender MRT itu, kata Basuki, akan dilaksanakan di akhir bulan ini.

Untuk diketahui, Pemprov DKI akan segera mengumumkan pemenang tender MRT. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Sarwo Handayani mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama direksi PT MRT Jakarta rencananya pada bulan ini akan mengumumkan pemenang tender proyek senilai Rp 15 triliun itu.

"Ini semua lagi dipersiapkan dan diharapkan dalam waktu dekat ini sudah bisa diumumkan pengumuman tendernya. Rencananya bulan ini diumumkan oleh Pak Gubernur dan direksi MRT," kata wanita yang akrab disapa Yani itu.

Peserta lelang dalam megaproyek MRT ini adalah PT Wijaya Karya (Wika) dan Jaya Konstruksi yang menjadi bagian dari konsorsium pengerjaan paket bawah tanah dari Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia. Kedua perusahaan akan membangun MRT bersama perusahaan asal Jepang, yakni Shimizu dan Obayashi.

Pembagian kerja di antara empat perusahaan dalam satu konsorsium tersebut adalah 70 persen dikerjakan oleh Shimizu dan Obayashi, yang dibagi dua, masing-masing menanggung 35 persen. Sementara itu, PT Wika dan Jaya Konstruksi mendapat bagian pekerjaan masing-masing 15 persen.

PT Wika juga mengikuti proses tender untuk pengerjaan MRT paket layang (Lebak Bulus sampai Al Azhar) 101, 102, dan 103. Namun, dalam paket layang, Wika akan bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Tokyu.

Selain konsorsium itu, peserta lelang lainnya ialah konsorsium Hutama Karya (HK) bersama dengan perusahaan Jepang, Sumitomo Mitsui Construction Company. Total tender pengerjaan MRT untuk tiga paket bawah tanah adalah Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun. 

Sebelum memasuki tahap pembangunan, akan ada tahap evaluasi kontrak, perumusan kontrak kerja sama, juga pembuatan detail desain MRT. Sementara itu, belum ada pemenang dari pengerjaan paket layang karena proses lelang masih berlangsung. Pengerjaan dua paket lainnya, yakni paket sistem dan rolling stock (penyedia kereta), baru memasuki tahap prakualifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com